25 radar bogor

Banyak Kuda Delman tak Terawat

MENUNGGU PENUMPANG: Seorang kusir sedang menunggu wisatawan untuk menggunakan jasanya di depan Balaikota Bogor, kemarin (9/7). Belum lama ini (8/7) ditemukan kuda delman yang dalam keadaan tidak terawat dan sakit, yang jatuh di Jalan Kapten Muslihat. nelvi/ radar bogor
MENUNGGU PENUMPANG: Seorang kusir sedang menunggu wisatawan untuk menggunakan jasanya di depan Balaikota Bogor, kemarin (9/7). Belum lama ini (8/7) ditemukan kuda delman yang dalam keadaan tidak terawat dan sakit, yang jatuh di Jalan Kapten Muslihat. nelvi/ radar bogor

BOGOR–Delman tempo dulu kerap jadi alat transportasi favorit. Namun sayang, eksistensinya kini kian tergerus perkembangan zaman. Delman kini hanya sebatas transportasi berwisata. Keberadaannya mudah ditemukan, seperti di Jalan Juanda atau sekitaran Kebun Raya Bogor. Sayangnya, banyak kuda yang digunakan dalam kondisi tidak sehat dan sakit. Seperti yang terjadi Sabtu (8/7), kuda delman wisata tibatiba terjatuh di Jalan Kapten Muslihat.

Kuda berwarna putih tersebut mengalami luka di bagian lutut. Kejadian berawal saat delman sedang berjalan menuju Jalan Juanda. Jika dilihat dari dekat kondisi kuda tersebut memang memprihatinkan. Selain terlihat tak terawat, bagian kaki belakang kiri tidak menggunakan sepatu kuda.

“Delman bergerak dari arah Jembatan Merah. Tapi waktu di sini (Jalan Kapten Muslihat, red) kudanya terpeleset,” kata anggota Unit Laka Lantas, Iklas Murtolo.

Kejadian ini bukan yang pertama. Medio Juli 2016 silam, kuda delman wisata mendadak pingsan di tengah jalan bilangan Otista, akibat diforsir bekerja. Meski begitu, tak sedikit pula kusir kuda delman wisata yang merawat dengan baik kuda peliharaannya.

Salah satunya adalah Andi Radiansyah (20). Kepada Radar Bogor, pria yang terbiasa menunggu sewa di Balaikota Bogor ini mengaku, agar kudanya tetap fit, selalu tak lupa memberi makan kuda secara teratur, sesekali memandikannya dengan air hangat, juga terkadang saat makan sembari ditambahkan dengan gula merah atau beras. “Kalau soal tetanus, bukan cuma kuda saja, saya juga pernah kok diinjak, ditendang, digigit juga, tapi enggak apa-apa,” kata pria yang biasa disapa Panjul ini.

Meski begitu, Panjul mengatakan, kuda peliharaan warisan kakeknya itu jarang diperiksa dokter. Sebab, menurutnya, kadang dosis obat yang dikeluarkan dokter tak sesuai dengan kekuatan tubuh kuda. Bahkan, menurut pengakuannya, salah satu kuda temannya, seketika langsung meninggal keesokan harinya setelah disuntik oleh dokter.

“Ini mah kuda sehat dari kecil sudah dirawat. Biasanya sakit kuda itu, karena capek, kurang cairan, kurang dirawat jadi kaku badannya, mogok makan, mulutnya susah dibuka akhirnya mati lama kelamaan,” jelasnya.

Di sisi lain, Kepala Dinas Pertanian (Distani) Kota Bogor, Irwan Riyanto mengaku, belum sampai ke tahap memantau kesehatan kuda delman yang ada di Kota Bogor. Menurutnya, biasanya petani kini yang ada di Kota Bogor, hanya sapi. Semisalnya di Kebonpedes dan Muarasari. “Kalau kuda di kita enggak ada, kayaknya di Kabupaten Bogor itu mah peternaknya banyak,” kata dia.

Sementara itu, sambung Irwan, soal penyakit yang ada bukan hanya pada kuda, seluruh hewan pun dipantau. Tapi sepengetahuan dirinya, belum ada peternak kuda di Kota Bogor. “Kalau pendataan, siapa tahu dulu pernah ada, tapi coba saya cek,” tandasnya.(wil/c)