25 radar bogor

Penambahan Cuti Bersama Bisa Dipertahankan

JAKARTA–Penambahan jatah cuti bersama Idul Fitri 2017 dinilai berdampak positif. Pemerintah sedang mempertimbangkan untuk mempertahankan lamanya masa cuti bersama itu pada Idul Fitri 1439 H atau 2018 mendatang. Masyarakat diharapkan bisa memiliki waktu lebih panjang untuk berkumpul bersama keluarga.

Ada beberapa alasan penambahan cuti bersama tahun ini. Selain untuk memberi ruang lebih untuk perencanaan mudik, penambahan waktu itu juga memberi kesempatan lebih lama bagi pegawai muslim untuk melaksanakan iktikaf di masjid. Khusus untuk mudik,
para pemudik jadi punya pilihan hari keberangkatan untuk menghindari puncak arus mudik.

Ketika dikonfirmasi, Kepala Staf Presiden Teten Masduki menjelaskan bahwa dampak penambahan cuti itu positif. Tidak saja bagi para pemudik, melainkan juga bagi daerahdaerah tujuan mudik. ’’Mungkin tahun depan kita akan lakukan hal yang sama, tentunya akan dievaluasi,’’ terangnya. Tahun ini, cuti bersama berlangsung selama lima hari, sehingga total masa libur yang bisa dinikmati mencapai 10 hari.

Manfaat utama tentu dari sisi ekonomi. Peredaran uang, misalnya, Bank Indonesia mencatat uang yang beredar selama Idul Fitri mencapai Rp163,6 triliun, atau 98 persen dari target Rp167 triliun. Yang menjadi positif, peredaran uang itu terjadi lebih merata, bahkan hingga ke pelosok. BI menyebut penambahan libur lebaran membuat kebutuhan uang tunai bertambah.

Begitu pula dengan kunjungan wisata. Meski belum ada angka statistik, kawasan wisata lokal di daerah tujuan mudik dilaporkan penuh pengunjung. Dampaknya, perekonomian lokal bergeliat. ’’Belum kita lihat (angkanya), tapi dari pergerakan mudik itu terlihat orang sudah punya waktu yang banyak kapan mudik dan baliknya,’’ lanjut Teten.

Karena itu, saat ini dipertimbangkan kalau tahun depan nanti lamanya masa cuti bersama itu dipertahankan. Apalagi, infrastruktur penunjang arus mudik tahun depan dipastikan lebih baik. Jalan tol, misalnya, direncanakan sudah tembus hingga Semarang, sehingga diharapkan bisa mengurai kepadatan.

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi membenarkan, bila penambahan libur Lebaran ini turut berpengaruh dalam mengurai antrean panjang. Meski begitu, tetap harus ada persiapan matang dalam operasi angkutan lebaran tahun depan.

Ada beberapa skenario yang akan dilakukan untuk meningkatkan pelayanan mudik Lebaran 2018. Mulai peningkatan kapasitas angkutan umum di berbagai moda hingga adanya penyewaan kendaraan roda dua di tempat tujuan mudik.

Peningkatan kapasitas di sektor udara, misalnya, kata dia, dapat dilakukan dengan cara mengoptimalkan bendarabandara lain, seperti Semarang dan Solo, untuk mengurangi beban Bandara Soekarno Hatta dan Juanda. Kedua bandara akan dibuat sub hub.

Sehingga, nantinya penerbangan dari sana tak perlu lagi transit di Soetta seperti hari-hari normal. “Dengan begitu, ruang udara berkurang dan kapasitas longgar. Diharapkan kapasitas bisa meningkat 10–15 persen. Apalagi kalau dengan mengoptimalkan wide body,” katanya. Di sektor perkeretaapian, Mantan Direktur Utama PT Angkasa Pura II itu akan berupaya mengoptimalkan sistem persinyalan kereta.

Sehingga, headway antarkereta bisa berkurang. Bila selang waktu antarkereta ini dapat dikurangi, diyakini nantinya perjalanan kereta api bisa ditambah. Kapasitas penumpang pun bisa naik hingga 20 persen. VP Public Relation PT Kereta Api Indonesia (KAI) Agus Komarudin menuturkan, pengurangan headway bisa dilakukan dengan penggantian persinyalan mekanik dengan elektrik. Menurutnya, layanan akan lebih cepat dibanding dengan penggunaan persinyalan mekanik. “Jadi, kalau kereta api mau masuk stasiun dengan persinyalan elektrik lebih cepat dilayani.

Sehingga perjalanan kereta akan lebih lancar dan berpengaruh pada kereta-kereta yang akan masuk berikutnya,” jelasnya. Saat ini, perjalanan KA memiliki headway rata-rata sekitar 30 menit. Besaran itu tidak sama untuk masing-masing jalur yang ada.(byu/mia)