25 radar bogor

Kafe Target Ledakan Bom Panci

TERSENYUM: Agus Wiguna (tengah) terduga pelaku bom panci ditangkap di kontrakannya, kemarin (8/7).
TERSENYUM: Agus Wiguna (tengah) terduga pelaku bom panci ditangkap di kontrakannya, kemarin (8/7).

BANDUNG–Suasana kontrakan di Kampung Kubang Beureum RT 07 RW 11, Kelurahan Sekejati, Buah Batu, Kota Bandung, berubah mencekam kemarin (8/7). Penyebabnya, sebuah bom panci meledak di salah satu kamar kontrakan yang dihuni Agus Wiguna (22). Tidak ada korban jiwa dalam ledakan tersebut. Namun, penghuni kontrakan lain dan warga sekitar ketakutan.
Kapolrestabes Bandung Kombes Hendro Pandowo mengatakan, ledakan terjadi pukul 15.30 WIB di salah satu kamar kontrakan yang terdiri atas lima kamar. “Ledakan terjadi di salah satu kamar kontrakan yang saat itu kosong. Penghuni lain mendengar, keluar dan melihat ada api,” katanya.

Melihat kejadian ini, salah satu saksi atas nama Ridwan melaporkan kejadian tersebut ke polisi. Tak lama kemudian, tim dari Polrestabes Bandung tiba di lokasi.

“Saat anggota datang, yang punya kamar datang. Dia atas nama AG (22), langsung diamankan dan diperiksa, berkoordinasi dengan Densus,” jelasnya.

Dari hasil olah TKP sementara, kata Hendro, ditemukan panci, paku, dan kabel-kabel. Dia mengaku belum mengetahui adanya hal-hal yang berkaitan dengan ISIS di lokasi ledakan bom panci, karena masih melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan, terduga pelaku Agus hingga kini masih dimintai keterangannya. Warga asal Kampung Ciebeleuntuk, Kelurahan Bojong, Kecamatan Bumbulang, Garut, itu mengaku merakit bom panci sejak satu minggu lalu. “Dia merakit bom panci belajar dari internet,” kata Yusri. Bom rencananya diledakkan di tiga lokasi. Dua kafe di Jalan Riau dan Astanaanyar serta sebuah rumah ibadah di Buahbatu. Agus yang sehari-hari jualan bakso goreng itu mengaku melakukannya untuk berjihad. Meski demikian, polisi belum mengetahui jaringan teroris terkait bom panci tersebut.

Sementara itu, aksi teror bom panci bukan kali ini saja terjadi. Dua bom meledak di kawasan Terminal Kampung Melayu, Jalan Raya Jatinegara Barat, Jatinegara, Jakarta Timur, Rabu (24/5) lalu. Lima orang tewas. Tiga di antaranya personel Polda Metro Jaya, dan dua korban lain terduga pelaku. Sedangkan 10 lainnya mengalami luka-luka. Sebelumnya pada 27 Februari 2017, bom panci juga terjadi di Taman Pendawa, Kelurahan Arjuna, Cicendo, Bandung. Seorang pelaku Yayat Cahdiyat tewas saat penyergapan oleh Densus 88 Antiteror.

Geser Mata Kuliah Agama di Semester VII. Di tempat terpisah, Menristekdikti Muhammad Nasir akan menggeser mata kuliah umum (MKU) Pendidikan Agama yang ditawarkan di semester I dipindah ke semester VII. Tujuannya, kata dia, untuk mencegah paham radikalisme dan ekstremisme di kalangan mahasiswa. Nasir beralasan, dengan digesernya MKU Pendidikan Agama di akhir masa studi, mahasiswa bisa berfokus keilmuan dan teknologi di awalawal masa kuliah. ”Nah kemudian di akhir menjelang lulus, ada pengendapan nilainilai agama,’’ katanya di Jakarta.

Dia akan meminta bantuan kepolisian untuk mencegah mahasiswa tidak terjebak pada organisasi radikalisme. Nasir mengingatkan, di perguruan tinggi ada otonomi atau kebebasan berpikir dan berpendapat.

Namun, dia menegaskan, kebebasan itu bukan berarti bebas untuk mengembangkan paham radikalisme di kampus. Menurutnya, kajian-kajian soal radikalisme tetap diperbolehkan. Asalkan, tujuannya untuk memperteguh sikap nasionalisme dan keagamaan yang toleran.

Pengamat pendidikan Jejen Musfah mengatakan, porsi MKU Pendidikan Agama di perguruan tinggi sangat minim. Sehingga mau ditaruh di awal atau di akhir masa studi, menurutnya sama saja. ’’Belum efektif untuk menang kal potensi indo ktrinasi pema haman Islam radik al di kalangan mahasi swa,’’ jelasnya.(rah/wan/net)