25 radar bogor

Ajak Anggota Dewan Duel

BOGOR–Kegaduhan yang dilakukan Ketua DPRD Kota Bogor, Untung Maryono, menuai beragam tanggapan dari para pejabat Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor. Wali Kota Bogor, Bima Arya menyayangkan atas kejadian tersebut dan berharap tidak kembali terjadi di kemudian hari. “Insyaallah, hal-hal seperti ini menjadi pembelajaran bagi semua tanpa terkecuali. Bagi saya, bagi pimpinan dewan, bagi anggota dewan, untuk menjaga marwah dari lembaga DPRD sama­sama kita jaga dalam semua aspek. Karena di sinilah rakyat bertumpu, dan di sinilah kita membicarakan nasib Kota Bogor,” kata Bima usai keluar dari ruang sidang paripurna.

Di tempat yang sama, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Ade Sarip Hidayat menganggap hal tersebut hal biasa. Dirinya memaklumi jika memang Untung sedang banyak kegiatan pada hari itu. “Yang penting paripurnanya beres, sudah tuntas dilaporkan. Jadi, itu mah dinamika saja. Berulangulang kalau itu dikatakan anggota bahwa kegiatan yang sakral, jadi harus tambah bijak dan tambah baik, dan tunduk dengan apa yang dianggap sakral,” ungkapnya.

Sementara itu, Wakil Walikota Bogor, Usmar Hariman, yang juga ikut serta dalam sidang paripurna, mengatakan bahwa kejadian tersebut sepenuhnya kewenangan para anggota DPRD Kota Bogor. “Tata aturan persidangan diatur dalam tata tertib DPRD. Bagaimana pimpinan sidang kalau berhalanagan, diatur juga dalam UU 23 Tahun 2014,” kata Usmar.

Sementara itu, kondisi memanas rupanya tak hanya terjadi di ruang sidang paripurna. Saat hendak turun dari tangga, Untung tiba­tiba mengajak duel salah seorang anggota Komisi C DPRD Kota Bogor, Dodi Setiawan.

Saat dalam sidang paripurna, Dodi memang sempat lantang mengajukan interupsi, tapi selalu terputus lantaran suasana yang sempat gaduh. Usai sidang paripurna, dirinya menjelaskan bahwa memang pakaian yang dikenakan Untung tidak sesuai dengan imbauan. “Pak ketua tidak memakai baju dengan yang sesuai yang diimbau dalam undangan dan pengumuman,” jelasnya kepada Radar Bogor, kemarin (5/7).

Dirinya merasa malu atas kegaduhan yang terjadi di dalam ruang sidang. Pasalnya, sidang tersebut tak hanya diikuti oleh para anggota DPRD Kota Bogor, melainkan juga berbagai pejabat di lingkungan Pemkot Bogor. “Terjadi debat kusir kan malu kita, ditonton kepala dinas, lurah, camat, malu kita. Tidak ada marwahnya, sakralnya paripurna seperti sudah tidak ada,” ujarnya.

Perdebatan yang sempat terjadi itu, menurutnya, ulah Untung yang enggan segera meninggalkan ruangan sidang untuk mengganti pakaian, dan malah mengeluarkan nada tinggi. “Ketua itu sudah jelas mau pamit mundur, jangan dibahas­bahas lagi. Kalau pak ketua sudah pamit, undur, ya silakan. Yang penting ada wakil pimpinan yang lain, yang bisa pimpin sidang,” tutur Dodi.

Atas insiden tersebut, dirinya menghaturkan maaf yang sebesar­besarnya, terutama kepada masyarakat Kota Bogor. Menurutnya, sebagai anggota DPRD, sudah seharusnya menjadi sosok panutan untuk masyarakat. “Kami malu kepada masyarakat Kota Bogor. Mohon maaf, tidak elok kalau terusterusan seperti ini. Sebagai panutan masyarakat, kita harus betul­betul mematuhi, menghar gai waktu,” ucapnya.(rp1/c)