25 radar bogor

Lagi, Mahasiswa IPB Harumkan Indonesia

“Di Kompetisi Inovasi Teknologi Pangan Dunia”

BOGOR-Institut Pertanian Bogor (IPB) memboyong dua kemenangan sekaligus pada ajang kompetisi internasional inovasi teknologi pangan dunia, yaitu Developing Solution for Developing Country (DSDC) Competition yang diselenggarakan oleh Institute of Food Technologist Student Association (IFTSA).

Dari 40 tim finalis dari berbagai perguruan tinggi di dunia, hanya enam finalis yang lolos untuk mempresentasikan hasilnya di Expo IFT17 yang acaranya berlangsung pada 26-28 Juni 2017 di Sands Expo, Las Vegas, Amerika Serikat. Dua tim finalis dari IPB yang mewakili Indonesia ini adalah tim mahasiswa dari Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB.

Tim pertama yang meraih juara dua dengan inovasi “P-Noodl” terdiri dari Indra Purnomo, Gita Giantina, dan I Dewa Gede Agung. Sedangkan tim kedua berhasil meraih juara tiga dengan inovasi “Chinut” terdiri dari Olivia M.Tjiptuputri, Sylvia Indriani, dan M. Anwari Sugiharto.

“Kami sangat bangga bisa menjadi delegasi Indonesia. Awalnya sempat kecil hati melihat lawan dari negara- negara lain. Tapi ternyata setelah di sana kami bisa membuktikan bahwa Indonesia tidak kalah dalam unjuk kompetensi di bidang teknologi pangan,” terang Indra Purnomo, salah satu inovator P-Noodl.

Dalam kompetisi tersebut, Indra dan kawan-kawannya menyodorkan inovasi P-Noodl, sebuah inovasi mi berprotein tinggi dengan substitusi kacang tanah. Ide P-Noodl dilatarbelakangi adanya beban gizi ganda yang terjadi di Asia Tenggara. “P-noodl lebih tinggi serat dan lebih rendah kalori dibanding mi kering biasa. Asam amino esensial juga lengkap, tinggi zat besi dan vitamin A. Selain itu, P-Noodl juga lebih rendah lemak. Secara keseluruhan, P-Noodl lebih padat gizi dibanding mi kering biasa”, ungkap Indra mengurai keunggulan inovasinya tersebut.

Inovasi kedua, yang dinamakan Chinut merupakan snack tinggi protein yang dicipta khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi warga Nigeria. Salah satu dari tim Chinut, Olivia menjelaskan bahwa “Chinut kadar proteinnya lebih tinggi dan asam amino esensial yang lengkap. Shelf life juga tinggi jadi bisa tahan long distribution time. Karena kalau di Nigeria, hambatannya juga di transportasi,” tuturnya.

Keunikan kompetisi ini adalah para mahasiswa dituntut untuk mengembangkan kreativitas dalam menghasilkan inovasi yang bisa berkontribusi dalam memecahkan problem pangan dunia.

Selain dukungan dari IPB, untuk mengikuti lomba tersebut, Indra, Olivia, dan kawan-kawannya juga disponsori oleh Indofood, PT Nippon Indosari Corpindo, Kalbe Nutritionals, Rich’s, dan Chandra Asri Petrochemical. Sementara itu, Rektor IPB Prof Herry Suhardiyanto menyatakan bahwa IPB sangat mengapresiasi prestasi para mahasiswa yang telah mengharumkan nama IPB dan Indonesia itu.(ran/c)