25 radar bogor

Heli Basarnas Tabrak Tebing Hendak Evakuasi Korban Kawah Sileri

HANCUR: Foto-foto Helikopter Basarnas yang hancur setelah menabrak bukit di Dieng, Jawa Tengah, kemarin (2/7).

Kegiatan wisata belasan orang di kawah Sileri, Dieng, Jawa Tengah, kemarin (2/7) berujung petaka. Tanpa diduga, mereka terkena erupsi letusan freatik kawah Sileri, Dieng, Jawa Tengah. Nahasnya, upaya penyelamatan juga memakan korban. Satu helikopter Basarnas jatuh saat berangkat membantu evakuasi di lokasi.

Heli milik Basarnas tersebut sejatinya tengah disiagakan di tol fungsional Gringsing, Batang. Namun, begitu mendengar adanya kejadian bencana di Dieng pada pukul 11.54 WIB, Kepala SAR Semarang langsung meminta izin untuk mengirim bantuan ke lokasi. ”Pertimbangannya adalah jumlah korban yang cukup banyak dan lokasi yang jauh dari rumah sakit. Kansar minta izin ke saya untuk ikut mengevakuasi korban,” ujar Direktur Operasi dan Latihan Basarnas Brigjen TNI (Mar) Ivan Ahmad Rizki Titus saat dihubungi, kemarin.

Begitu mendapat persetujuan, tim yang terdiri atas delapan orang itu langsung bersiap-siap. Tim terlebih dahulu mengisi bahan bakar ke Semarang, sebelum akhirnya menuju Dieng sekitar pukul 16.00 WIB.

Nahasnya, baru 17 menit terbang, heli tak dapat dikontak. Kantor SAR Semarang sempat terus mencoba menghubungi tetapi nihil. Hingga kemudian dinya takan jatuh karena mena brak tebing di Cangal, Candiroto, Temanggung. Belum diketahui penyebab kecelakaan tersebut.

“Kita belum berani berasumsi. Yang jadi prioritas saat ini adalah evakuasi. Saya dan tim sudah di Temanggung dan menuju lokasi. Kira-kira 1,5 jam sampai ke sana,” ungkapnya.

Disinggung soal kondisi korban, Ivan enggan berandai- andai. Dia pun belum bisa mengabarkan berapa orang yang sudah dievakuasi. “(Ada korban meninggal yang ditemukan) Itu kata orang. Kami belum sampai lokasi, belum bisa sampaikan,” tegasnya.

Dihubungi terpisah, Ketua bidang pelatihan Tagana Jawa Tengah, Petut Wibie menuturkan, kondisi sedang tidak memungkinkan untuk melakukan evakuasi. Sejak pukul 21.00 WIB, jalur menuju lokasi diguyur hujan deras. Belum lagi, geografis daerah TKP yang merupakan perbukitan. ”Saat ini (pukul 22.00 WIB) sudah reda. Namun masih gerimis. Jalur menuju lokasi licin dan berkabut. Lalu gelap. Jadi agak susah,” tuturnya.

Dari laporan Tim Tagana yang sudah di lokasi, kata dia, tiga orang korban sudah berhasil dievakuasi. Ketiganya ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. ”Untuk lainnya masih belum. Kemungkinan mereka masih terjebak di badan heli,” ungkapnya.

Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Jawa Tengah, Kombes Pol Djarot Padakova mengonfirmasi, tiga orang penumpang helikopter milik Basarnas yang jatuh di Desa Canggal Bulu, Kecamatan Can- diroto, Perbukitan Gunung Butak, Kabupaten Temanggung, Minggu (2/7) sore sudah dapat dievakuasi sekitar pukul 21.45 WIB.

“Saat ini tim sedang meng- evakuasi heli yang lost contact sekitar pukul 16.00 WIB. Dipastikan meninggal dunia empat orang, dan saat ini masih dibawa menuju daerah terdekat,” katanya via sambungan telepon.

Namun, pihaknya belum dapat memastikan nama-nama korban yang sudah dievakuasi. Karena masih dalam evakuasi menuju posko terdekat.

“Saya di lokasi terdekat dengan lokasi kejadian, yakni Desa Canggal Bulu. Sudah dibentuk posko untuk pelaksanaan pertolongan kecelakaan heli tersebut,” bebernya.

Pihaknya menambahkan, tim terus melakukan evakuasi. Adapun lokasi kejadian tidak mudah dijangkau karena berada di perbukitan lereng Gunung Sindoro.

Ia menjelaskan ada 100 personel lebih dari Polres dan Polsek Tenanggung, TNI dan Basarnas dalam tim evakuasi.
“Daerah lereng Gunung Sindoro berbukit-bukit, dan tim pada pukul 19.00 WIB baru dapat meluncur ke lokasi, sehingga evakusi korban juga masih dalam proses,” urainya.

Adapun jumlah penumpang heli nahas tersebut, pihaknya belum dapat mengonfirmasi pasti. Dikabarkan sebelumnya, heli tersebut take off dari Bandara Achmad Yani yang sedianya menuju lokasi bencana meletusnya Kawah Sileri, Kabupaten Banjarnegara.

Komandan Kodim 0707/ Wonosobo Letkol Czi Dwi Hariyono yang melakukan evakuasi langsung di lokasi kejadian tadi malam menuturkan, sekitar pukul 12.30, pihaknya mendapatkan informasi adanya ledakan di kawah Sileri, Desa Kepakisan, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara. Nah, ketika Dandim hendak menuju ke lokasi kawah Sileri, ada telepon dari pihak Basarnas yang hendak memantau lokasi kawah Sileri menggunakan helikopter. “Karena cuaca Dieng berkabut, kami menyarankan agar helikopter tidak mendarat di Dieng,” kata Letkol Dwi kepada Radar Kedu (Grup Radar Bogor).

Setelah itu, kata Dwi, dari pihak Basarnas berniat tetap menggunakan helikopter. Oleh Dandim, disarankan mendarat di lapangan Kalianget, Wonosobo. Lokasi ini sering digunakan landing helikopter. Namun, hingga pukul 15.00, Dandim tidak mendapatkan informasi lagi tentang rencana Basarnas tersebut.

“Kami sudah menyiapkan heli- pad di lapangan Kalianget. Sudah kami kondisikan, namun tidak ada info. Kemudian, saya meluncur ke kawah Sileri,” katanya.

Di kawah Sileri, lanjut Letkol Dwi, ia melakukan pemantauan. Ketika itu, Dwi mengira Tim Basarnas langsung meluncur ke kawasan Dieng, setelah dirinya menyampaikan saran untuk mendarat di lapangan Kalienget. Ternyata, sekitar pukul 17.30, Dandim mendapatkan informasi bahwa helikopter Basarnas jatuh di Desa Canggal Bulu, Kecamatan Candiroto, Temanggung. “Saat itulah, saya langsung ke lokasi kejadian,” katanya.

Dandim menjelaskan, lokasi jatuhnya heli cukup susah dijangkau. Berada di lembah tebing, di atas lahan pertanian warga. Lokasi jatuh dari permukiman warga, menelan perjalanan sekitar 7 kilometer. “Menurut info awal yang naik helikopter 8 penumpang.” Selain gelap, kata Letkol Dwi, proses evakuasi tidak mudah. Karena medan jatuhnya helikopter di lembah ladang dengan kontur tanah bertebing.

Desa Canggal salah satu dari 14 desa yang berada di Kecamatan Candiroto, Temanggung. Canggal merupakan desa tertinggi di antara desa lainnya, dengan total penduduk 1.668 jiwa. (ali/isk/ mia/jun/dan)