25 radar bogor

Puncak Arus Balik Gratiskan Tol

Ilustrasi one way arus balik
Ilustrasi one way arus balik

JAKARTA–Tadi malam merupakan puncak arus balik. Para pemudik dari daerah kembali ke Jakarta. Jalur darat tetap yang paling ramai. Sejak kemarin pagi (1/7) Tol Cipali macet. Antrean terlihat dari lokasi rest area 102B Dawuan, Subang, hingga kilometer 182B arah Kabupaten Majalengka. Panjang antrean diperkirakan mencapai 80 kilometer.

”Sebenarnya Tol Cipali ini bukan satu-satunya untuk mudik,” ujar Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Kepadatan yang terjadi di Tol Cipali menurut Budi dikarenakan banyak yang memilih jalur tersebut.

Untuk menanggulangi hal tersebut, Budi mengaku telah berkoordinasi dengan Korps Lalu Lintas Kepolisian RI (Korlantas Polri). Salah satu jalannya adalah dengan mengalihkan sebagian ke arah Pantura.

Selain itu sistem buka tutup di Tol Cipali juga dilakukan. Menurut Budi, di setiap pintu tol dijaga satu polisi berpangkat jenderal bintang satu. Mereka bertugas sebagai juri untuk mengatur sistem buka tutup di pintu tol. ”Contra flow juga dilakukan hingga kilometer 30,” ujarnya.

Sistem buka tutup juga dilakukan di Tol Nagreg. Jalur ini sebelumnya diprediksi akan mengalami kepadatan. Namun ternyata prediksi tersebut tidak tepat. Hingga kemarin sore jalur Tol Nagreg cukup lancar. Bahkan tol tersebut diberlakukan sistem dua arah.

Langkah tersebut dilakukan hingga malam. Sebab pada malam hari jumlah pemudik yang datang semakin banyak. ”Banyak yang lebih suka sampai Jakarta malam hari. Minggu (hari ini, red) bisa istirahat,” beber Budi.

Korlantas Polri bersama dengan pengelola jalan tol membuat kebijakan dengan membebaskan tarif Tol Cipali pukul 12.57 kemarin (1/9).

Kakorlantas Polri Irjen Royke Lumowa menuturkan, pembebasan biaya tol itu dilakukan di exit Tol Cikedung. ”Pembebasan biaya tol ini akibat kepadatan kendaraan di rest area KM 130 dan 102. Sehingga, dengan arus yang berjalan lebih cepat, maka kepadatan itu bisa terurai kembali,” papar alumnus Akademi Kepolisian (Akpol) 1987 tersebut.

Dengan pembebasan biaya tol ini dikombinasikan dengan pengalihan kendaraan untuk keluar pada exit tol tersebut.

Sehingga setelah keluar exit Tol Cikedung, pengendara bisa melalui jalur Pantura, menuju Subang, Purwakarta, Sadang dan tiba di Jakarta. ”Pengalihan arus dan pembebasan biaya tol ini situasional tergantung dari tingkat kemacetan,” ungkapnya.

Kadivhumas Polri Irjen Setyo Wasisto mengungkapkan, masih ada kemungkinan kebijakan membebaskan biaya tol karena kemacetan ini dilakukan kembali. ”Kalau kemacetan terjadi lagi, misalnya saat waktu prediksi puncak pada malam Minggu atau Minggunya,” jelasnya.

Apakah pembebasan biaya tol dan pengalihan arus ini efektif? Dia mengatakan bahwa langkah tersebut sangat efektif untuk mengurai kemacetan. Dalam waktu yang cukup singkat bisa membuat arus menjadi lebih lancar. ”Sangat efektif ini,” tuturnya.

Dia mengatakan, penjagaan selama mudik ini merupakan tugas kemanusiaan yang tentu harus dilakukan secara maksimal. Hasilnya, sebenarnya sudah tampak, di mana tidak terjadi kemacetan parah seperti saat kejadian Brexit.

”Hanya tinggal sehari lagi ini, semoga tidak akan kemacetan berarti. Senin (3/7) aktivitas sudah kembali normal, karena yang swasta sudah pulang untuk bekerja kembali,” terangnya.

Mudik juga terjadi lewat laut dan udara. Di Pelabuhan Bakauheni, dari posko PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan Indonesia Ferry (ASDP) terpantau ramai sejak kemarin pagi. Menurut data di Posko ASDP Pelabuhan Bakauheni pada pukul 08.00, terdapat 943.371 penumpang yang datang, sudah 430.124 orang yang menyebrang lewat Pelabuhan Bakauheni.

Sedangkan jumlah kendaraan yang sudah menyeberang baru 89.288 unit dari 197.250 unit. Artinya 107.962 unit kendaraan yang masih berada di sekitar Sumatera. ”Malam hari merupakan puncaknya. Sekarang di Pelabuhan Bakauheni ramai,” papar Vice President Services and Assurance PT ASDP, Rizki Dwianda.

Sementara itu, hari ini, Minggu (2/7) diperkirakan menjadi puncak balik di Bandara Soekarno Hatta, Banten. Diprediksikan ada sekitar 1.980.000 penumpang yang akan tiba di bandara internasional tersebut. Bali dan Jawa Timur menjadi kota asal penumpang terbanyak. Dari evaluasi kementerian perhubungan, penggunaan sepeda motor untuk mudik masih banyak. Selain itu soal keselamatan lain seperti muatan dan penggunaan sabuk pengaman juga masih banyak diabaikan.

Di Bogor, arus balik pasca- Lebaran justru terpantau lancar. Bahkan, di kawasan Gadog hanya diberlakukan satu kali buka tutup satu jalur (one way) sampai siang hari dari kedua arah.

Pantauan Radar Bogor, titik yang menjadi sumber kemacetan khususnya di Kota Bogor, ada di Jembatan Merah dan Pasar Bogor. Sebab kedua jalur tersebut ada penyempitan arus kendaraan yang masuk ke arah Empang maupun sebaliknya. Di wilayah Gadog, Puncak, penerapan one way dari arah Jakarta ke Puncak dimulai pukul 07.30 WIB. Karena arus menuju atas tidak terlalu padat, maka jam 10.00 WIB arus sudah dinormalkan dari dua arah.

Dalam rangka antisipasi padatnya arus dari arah Cianjur yang bercampur dengan arus balik, maka one way arah menuju Jakarta dari arah Puncak atau Cianjur dilaksanakan lebih awal, yakni pukul 13.00 WIB. Sehingga jalur dari Tol Jagorawi menuju Gadog ditutup sampai pukul 18.00 WIB.

Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Bogor AKP Hasby Ristama mengatakan, arus lalin yang terpantau di kawasan Puncak tidak mengalami kepadatan. Bahkan, pada siang hari jalur kembali dinormalkan dengan dua arah.

“Kepada masyarakat yang telah selesai berwisata di wilayah Puncak silakan segera kembali untuk mengurangi beban arus lalu lintas,” ujarnya kepada Radar Bogor, kemarin (1/7).

Di tempat terpisah, Kepala Satuan Lalu Lintas Polresta Bogor Kota Kompol Bramasetyo Priaji menuturkan, pantauan arus lalu lintas di wilayah Kota Bogor lancar. Hanya beberapa titik saja yang mengalami kepadatan karena penyempitan arus. “Paling ada dua titik kemacetan, yakni di Jembatan Merah dan Pasar Anyar. Karena, jumlah kendaraan yang melintas kebanyakan mengarah ke Jakarta,” tuturnya.

Selain itu di pintu keluar tol Bogor Satelit atau tak jauh dari Terminal Baranangsiang terjadi anteran kendaraan yang datang dari arah Jakarta. Kendaraan didominasi plat B hendak menuju Bogor dan sekitarnya.

Di sisi lain menjelang akhir libur Lebaran, beberapa kunjungan wisatawan ke sejumlah tempat wisata di Bogor tidak sepadat beberapa hari setelah Lebaran atau Lebaran ke-3 atau ke-4. Hal tersebut dirasakan pengelola The Jungle Waterpark Bogor Nirwana Residence (BNR).

Markom Manager Minia A Barus mengatakan, kunjungan wisatawan di akhr-akhir liburan, seperti kemarin (1/7), menurun sekitar 30 persen dari hari-hari sebelumnya. “Kalau dari hitungan hari ini (kemarin, red), kunjungan ke The Jungle Waterpark berkurang lumayan banyak dibandingkan h+3 dan h+4 Lebaran, atau kemarin- kemarin,” katanya kepada Radar Bogor.

Kata dia, kalau dua hari kemarin, kunjungan di The Jungle bisa mencapai 9.000 orang dalam satu hari. Sedangkan untuk akhir liburan kemarin, pengunjung hanya mencapai 7000-an. “Lumayan drastis ya berkurangnya. Mungkin destinasinya sudah ke mal atau yang lain, makan- makan, tidak tahu,” katanya.
Tapi, tambah Minia, jumlah tersebut lebih baik dibandingkan dengan liburan Lebaran tahun lalu. Ada kenaikan sebesar 30 persen dibandingkan dengan liburan tahun lalu. “Jumlah ini meningkat sebesar 30 persen dari tahun sebelumnya,” akunya.

Sementara untuk jumlah pengunjung Kebun Raya Bogor (KRB), Humas KRB-LIPI, Ayi Doni Darussalam mengatakan jika sejak libur Lebaran, jumlah pengunjung hari ke hari selalu meningkat. Juga dibandingkan dengan tahun lalu. Terhitung Rabu kemarin saja, pengunjung sudah mencapai 24.027. Naik sekitar 3.000 pengunjung diban dingkan dengan hari sebelum nya. “Dibandingkan tahun lalu pun meningkat jauh, makanya kalau prediksi akhir liburan sih, pasti terus mening kat,” ujarnya.(lyn/idr/ nal/ran/d)