25 radar bogor

Juli, Rerouting Serentak

BOGOR–Program pengaturan ulang rute atau rerouting angkutan kota (angkot) masih berangsur dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor. Setelah mengoperasikan angkot Transpakuan (TPK 2) dan TPK 3 jurusan Terminal Bubulak– Ciawi beberapa waktu lalu, rencananya, pada Juli ini Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bogor akan menerapkan rerouting secara keseluruhan.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bogor, Rakhmawati menjelaskan, rencana awal Dishub Kota Bogor akan mengoperasikan angkot TPK 4 dan TPK 5 bulan Juni lalu, tapi rupanya tertunda karena momen Idul Fitri. “Yang sudah berjalan TPK 2 dan TPK 3. Kemarin TPK 4 dan TPK 5 mau berjalan tapi tertunda lebaran,” jelasnya kepada Radar Bogor kemarin (30/6).

Untuk itu, pengoperasian TPK 4 dan TPK 5 akan dilakukan secara serentak bersamaan dengan beberapa trayek lain yang juga belum mulai dioperasikan. Secara keseluruhan, ada sebanyak 30 trayek angkot yang bakal beroperasi di Kota Bogor pasca rerouting. “Jadi nanti akan serentak, TPK 4, TPK 5 sekaligus feeder, itu sekaligus bareng. Nanti tanggalnya diinformasikan kembali,” terangnya.

Kini, pihaknya tengah mempersiapkan segala sesuatunya guna kelancaran penerapan rerouting mendatang. Sebelumnya, konsentrasi penerapan rerouting sempat terpecah karena harus mengatur pengamanan arus libur lebaran dalam Operasi Ramadniya. “Kemarin sudah dipersiapkan nomor-nomor kendaraan yang buat ke feeder (angkutan pengumpan). Kita akan rapat internal, sebelumnya fokus untuk Operasi Ramadniya,” tandasnya.

Sebelumnya, Rakhma menjelaskan, dishub sengaja melakukan penerapannya bertahap agar tidak membingungkan masyarakat. Kemudian, keterbatasan jumlah personel juga menjadi alasan penerapan rerouting tidak dilakukan secara serentak. “Kalau sekaligus kan masyarakat jadi bingung, kekurangan personel juga. Dua dulu. Setelah beberapa minggu, baru TPK- TPK selanjutnya,” jelas Rakhma.

Pihaknya sengaja mendahulukan penerapan trayek angkutan massal karena perannya yang vital. Selain itu, cenderung lebih mudah daripada penerapan angkutan feeder. Sebab, ada beberapa angkutan feeder yang sebelumnya masuk ke beberapa lokasi. “Terakhir yang paling sulit masuk ke feeder, karena ada beberapa lokasi yang sebelumnya tidak dimasuki angkot. Harus koordinasi juga dengan camat. Karena nanti kaitannya juga dengan ojek pangkalan dan lain-lain,” terangnya.

Rerouting ini sejatinya merupakan upaya Pemkot Bogor untuk menata wajah transportasi kota hujan. Program ini merupakan tahapan kedua yang dilakukan Pemkot Bogor setelah membuat seluruh angkot berbadan hukum. Sehingga, tahapan terakhir setelah rerouting berjalan optimal, maka akan dilakukan konversi angkot ke bus. “Memberikan waktu selama enam bulan, terhitung sejak Maret untuk melakukan konversi,” ujar Rakhma.(rp1/c)