25 radar bogor

Geliat Kampung Ketupat Jelang Lebaran, Banjir Pesanan, Sehari Produksi 5.000 Ketupat

LARIS MANIS: Anak-anak di Kampung Kebon Danas, RT 03/07, Kelurahan Cimahpar, terlihat membantu orang tuanya membuat daun ketupat.Wilda/Radar Bogor

Ketupat selalu identik dengan suasana puasa dan Lebaran. Penganan khas yang dibalut dengan janur ini, selalu dicari di pasar tradisional dan berbagai tempat perbelajaan lainnya. Di Kota Bogor, pembuat penganan berbentuk simetris itu dapat ditemukan di Kelurahan Cimaphar, Bogor Utara.

Laporan: Wilda Wijayanti

Ya, ketupat sudah menjadi hidangan khas setiap perayaan Hari Raya Idul Fitri. Meski tergolong sebagai hidangan tradisional, ketupat masih mampu bertahan bahkan tetap disukai banyak orang hingga saat ini.

Di sisi lain, para pembuat ketupat memiliki catatan cerita sendiri seiring berjalannya waktu. Sampai-sampai, terdapat beberapa daerah yang dijuluki sebagai daerah pembuat ketupat. Beberapa tempat yang disebut-sebut sebagai daerah pembuat ketupat, salah satunya berada di Kampung Kebon Danas, RT 03/07, Kelurahan Cimahpar, Kecamatan Bogor Utara.

Bukan tanpa sebab kampung tersebut dijuluki ’Kampung Ketupat’. Hampir setiap rumah terlihat orang dewasa ditemani anak kecil asyik menganyam ketupat dari janur kelapa muda. “Disebut Kampung Ketupat, karena mayoritas masyarakatnya membuat ketupat setiap hari. Usaha ini sudah turun-temurun diwariskan ke anak cucu kami. Kalau bulan biasa, satu rumah bisa membuat 200 ketupat,” kata sesepuh Kampung Kebon Danas, Titi.

Titi menuturkan, di bulan Ramadan seperti sekarang ini permintaan melonjak. Satu rumah dapat membuat 1.000 bahkan hingga 5.000 ketupat setiap harinya. Selain Titi, salah seorang warga lainnya, Kartini mengungkapkan, pembuatan ketupat harus menggunakan janur yang berkualitas, yaitu yang panjang, tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua.

Karena itu, untuk bahan janurnya sudah ada yang menyediakan, begitu pun dengan beras untuk isian ketupatnya. “Ketupatnya kebanyakan dijual ke Pasar Anyar dan Pasar Bogor. Termasuk ke daerah Depok dan Tangerang,” kata Kartini.

Dijelaskannya, ketupat yang dibuat ada dua macam, yakni ketupat kosong dan ketupat yang sudah berisi dan matang. Untuk ketupat berukuran kecil dijual Rp10.000 sampai Rp15.000 per ikat yang berisi sepuluh cangkang. Sedangkan ketupat berukuran besar dijual Rp20.000 per ikatnya.

“Seminggu menjelang Lebaran, pembuatan ketupat bisa naik tiga kali lipat. Dalam sehari bisa 10.000 lebih ketupat dibuat oleh warga. Untuk ketupat berisi dan matang itu juga harus direbus selama 7 jam, kemudian diangkat dan dimasukkan lagi dalam rebusan ketupat yang baru. Jadi, merebus ketupat ini pun hampir nonstop. Beginilah aktivitas kami sehari-hari,” tandasnya.(/c)