25 radar bogor

Pengamat Transportasi: Macet Timbulkan Banyak Korban

Kecelakaan di exit tol BORR beberapa waktu lalu. Kawasan ini dikenal dengan kawasan macet (Kelik/Radar Bogor)

BOGOR–Kecelakaan beruntun belasan mobil di turunan Tol BORR, Jalan KH Sholeh Iskandar, Selasa (13/6), harus menjadi pelajaran. Sejumlah pihak pun mendesak pe­ngerjaan proyek jalan layang BORR memperhatikan dampak yang ditimbulkan, seperti kemacetan.

“Ini harus menjadi pelajaran. Karena kondisi macet (di bottleneck turunan tol BORR) menambah potensi korban,” ujar pengamat transportasi dari Universitas Pakuan, Budi Arif, kemarin (14/6).

Budi mendesak Pemkot Bogor dan si empunya proyek Tol BORR mela­kukan upaya-upaya pencegahan agar kejadian serupa tak terulang. Juga, meminimalisasi kemungkinan jatuhnya korban.

Di antaranya, mengurai macetnya dan tidak membiarkan penumpukan kendaraan di penyempitan jalan, tepat setelah turunan exit Tol BORR.
“Belajar dari kecelakaan truk semen kemarin, memang sulit menghindar. Dia (sopir) kan pasti menghindar, tapi faktanya tidak bisa karena memiliki beban berat ketika jalan menurun. Sehingga terjadi tabrakan beruntun,” ungkapnya.

Tak hanya itu, Budi berharap adanya koordinasi yang lebih kuat antara pemkot dan kontraktor peng­garap proyek BORR. Pasal­nya, hingga kini pengerjaan Tol BORR terkesan kurang mem­perhatikan imbas proyek bagi pengguna jalan. Mulai minimnya penerangan di malam hari, serta material tanah bekas pengerjaan yang bisa membahayakan.

“Seperti kecelakaan motor yang juga terjadi di Jalan Sholeh Iskandar, misalnya, ada indikasi kurangnya rambu-rambu lalu lintas di kawasan itu,” tukasnya.
Di sisi lain, Budi mengingatkan dinas terkait agar lebih ketat memeriksa kendaraan berat yang akan masuk ke Kota Hujan. Pasalnya, teror rem blong telah berkali-kali terjadi hingga menimbulkan korban jiwa.

Terpisah, Kepala Satuan Lalu Lintas Polresta Bogor Kota, Kompol Bramastyo Priaji membenarkan di Kota Bogor ada sejumlah titik rawan kecelakaan. Sepekan ini saja sudah ada dua kecelakaan lalu lintas dengan korban jiwa. Beberapa ruas tersebut adalah bilangan Sholeh Iskandar dan Raya Tajur. “Sekarang saja sudah macet, apalagi nanti menjelang Lebaran karena banyak orang belanja. Harus lebih berhati-hati dalam berkendara,” tandasnya.

Di bagian lain, Kepala Bidang Sarana Prasarana Dinas Perhu­bungan Kabupaten Bogor, Bisma Wisuda, mengingatkan para pemudik mesti mewaspadai titik-titik rawan kecelakaan di wilayah Tegar Beriman. Di antaranya jalur Puncak dan Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi).

Bisma mengatakan, ada empat faktor utama penyebab kecela­kaan. Mulai cuaca, kondisi jalan, kendaraan, dan faktor manusia. Oleh karena itu, Dinas Perhu­bungan akan lebih teliti dalam melakukan pengecekan untuk meminimalisasi kecelakaan, khususnya pada kendaraan.

“Faktor terpenting dalam kendaraan adalah rem. Karena rata-rata penyebab kecelakaan kendaraan, khususnya bus atau mobil besar ada di pengereman. Petugas harus mengecek hingga ke kolong mobil tersebut untuk memastikan keamanannya,” ujarnya kepada Radar Bogor.

Berdasarkan pengalamannya, banyak sopir yang mengakali pengereman dengan sembarangan. Misalnya truk, rem angin terkadang dibuat dari tali rem sepeda. Padahal kekuatannya tidak seberapa. Kemudian ada juga sopir bus yang melepas rem tangan.

“Alasannya, jika menggunakan rem tangan akan sulit lagi mengembalikan ke posisi lepas karena sering macet. Dianggap menghambat kinerja sopir. Akhirnya mereka lebih sering bermain kopling. Padahal itu yang berbahaya,” tukasnya.

Bisma juga mengimbau pengguna jalan tetap waspada meski dalam kondisi lalu lintas macet. Belajar dari kecelakaan di Tol BORR kemarin, akibat macet, insiden rem blong bisa menimbulkan korban.(rp2/rp/1/c)