25 radar bogor

Siagakan 1.440 Personel Amankan Arus Mudik

BOGOR–Arus mudik diperkirakan berlangsung akhir Juni hingga awal Juli. Polresta Bogor Kota pun melakukan berbagai persiapan. Mereka menyiagakan 1.440 personel gabungan dalam pengamanan Operasi Ramadniya Idul Fitri 1438 Hijriah. Jumlah tersebut merupakan gabungan dari 2/3 personel Polresta Bogor Kota, KBO Polda Jabar, 1 SSK Brimob, unsur TNI dan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor.

“Dalam Operasi Ramadniya ini akan didirikan 11 pos pengamanan, tersebar di wilayah Kota Bogor.  Selain itu, juga terdapat satu pos pelayanan terpadu dan 83 pos Gatur,” ujar Kabagops Polresta Bogor Kota Kompol Fajar Harikuncoro seusai Rapat Koordinasi Lintas Sektoral Operasi Ramadniya Lodaya 2017 di Makopolresta Bogor Kota, Jalan Kapten Muslihat, kemarin (13/6).

Ia menuturkan, seluruh stakeholder akan masuk di pos pelayanan terpadu yang dipusatkan di Terminal Baranangsiang. Penempatan para personel ini bertujuan untuk memberikan  pelayanan terbaik, khususnya rasa aman dan nyaman, bagi masyarakat yang mudik maupun yang ada di Kota Bogor.

“Kota Bogor sebagai kota penyangga jalur perlintasan mudik juga destinasi wisata dan kuliner, berpotensi menimbulkan kepadatan arus lalu lintas. Saat ini baru terdapat 18 titik  yang menjadi perhatian utama kami. Satu di antaranya pengamanan objek vital Istana Bogor,” terangnya. Rencananya, apel gelar pasukan Operasi Ramadniya Lodaya 2017 akan dilaksanakan 19 Juni  mendatang, dengan melibatkan personel gabungan dari unsur Polri, TNI dan Pemkot Bogor.

Kabag Sumber Daya (Sumda) Polresta Bogor Kota Kompol Syahroni menerangkan, pihaknya  melakukan evaluasi pengamanan di tahun lalu. Memasuki mementum Hari Raya, bukan hanya dilakukan ritual keagamaan, tetapi juga dengan silaturahmi melalui mudik.

“Ini yang menyebabkan meningkatnya mobilisasi masyarakat, serta terjadinya konsentrasi masyarakat di tempat-tempat tertentu. Maka, Kota Bogor akan menjadi rawan kemacetan dan kecelakaan lalin. Kami telah menyiapkan pelayanan transportasi yang akan dilakukan 16 hari,” tuturnya.

Ia menjelaskan, hal-hal yang menjadi fokus yakni penyelesaian sarana dan prasarana pendukung jalan yang disiapkan paling lambat H-7 agar tidak menghambat. Pasalnya, ini  merupakan kegiatan dari tahun ke tahun yang selalu dilaksanakan. Evaluasi juga akan menjadi pengetahuan tambahan sehingga ke depan ada perbaikan. “Pasar tumpah, pasar modern juga SPBU jadi perhatian dan pengamanan. Karena Bogor menjadi wilayah perlintasan,” katanya.

Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor Ade Sarip Hidayat mengatakan, operasi tersebut sebelumnya dikenal dengan Operasi Ketupat dan baru dua tahun ini berubah nama menjadi Operasi Ramadniya. Setiap tahun juga dilakukan perbaikan kualitas pengamanan agar kota ini tetap nyaman dalam berbagai kegiatan. “Apalagi di tahun ini, sesuai surat dari Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB), libur Lebaran sepuluh hari,” katanya.

Di malam takbir, diakui Ade, Pemkot Bogor juga cukup direpotkan dengan penertiban pedagang kaki lima (PKL) di Pasar Bogor, Jalan MA Salmun, Jalan Dewi Sartika. Bahkan, penertiban ini dilakukan hingga menjelang salat Subuh. Selain itu, yang juga perlu diantisipasi yakni takbir keliling dari berbagai kecamatan.

“Idealnya kan takbir itu dilakukan di masjid, bukan di jalan. Ini tugas berat kita semua tetapi kami sudah memiliki banyak pengalaman. Saya harap dari pertemuan ini, ada sinergitas antara pemkot dan kepolisian untuk mewujudkan Bogor yang aman bagi semua,” pungkasnya.(rp1/*)