25 radar bogor

Sewa Lahan untuk Tol Mudik

MEMBELAH BUKIT: Kondisi ruas tol Bawen-Salatiga kemarin (11/6). Masih banyak ruas tol dengan kondisi lebih buruk yang akan dilalui pada arus mudik nanti

JAKARTA–Operasional 110 km jalan tol fungsional untuk arus mudik yang menyimpan risiko lebih tinggi coba diantisipasi. Kemarin (12/6) Polri dan sejumlah kementerian berupaya mengintegrasikan penanganan mudik. Rekayasa lalu lintas (Lalin), penyediaan montir, pos kesehatan hingga pengerahan 16 ribu personel polisi dari Sekolah Pembentukan Perwira (Stukpa) disiapkan di jalan tol fungsional.

Dalam rapat koordinasi itu dihadiri Menteri Perhubungan (Kemenhub) Budi Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadi Muljono, Menteri Kesehatan Nila Moeloek melakukan integrasi penanganan mudik.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan, saat ini untuk infrastruktur telah dipersiapkan, untuk di tol terdapat tol fungsional sepanjang 110 km yang menyambung dari Brexit hingga Gringsing, Kendal Jawa Tengah.

”Dengan kesiapan jalan tol fungsional ini, tentu akan mengurai kepadatan arus kendaraan,” ujarnya.

Namun, terdapat risiko yang lebih tinggi dengan operasional tol fungsional. Risiko itu akibat dari banyaknya fasilitas jalan tol yang belum terpasang. Maka dari itu, kondisi tersebut harus diantisipasi dengan berbagai cara. ”Dari pengalihan arus hingga berbagai pos,” tuturnya.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (MenPU dan Pera) Basuki Hadi Muljono menjelaskan, untuk tol fungsional ini akan dioperasikan selama 24 jam penuh. Ada rekayasa berupa buka tutup jalan selama 24 jam. ”Kalau untuk Solo, Ngawi dan Kertosono sistem buka tutupnya hanya siang,” ujarnya.

Terkait adanya sewa lahan di Ngawi untuk menembus jalan, dia mengatakan bahwa kondisi itu sudah biasa terjadi selama mudik. Biasanya, lahan yang disewa itu calon lahan yang akan dibebaskan untuk jalan tol. ”Karena transaksinya belum klir, maka disewa saat masa mudik,” jelasnya.

Untuk berapa luas lahan yang disewa, dia mengaku belum mengetahuinya. ”Saya tidak bawa data, tapi selama belum tembus. Biasanya sedikit yang disewa,” terangnya.
Sementara Menteri Perhubungan Budi Karya menjelaskan, dihimbau agar pemudik jangan hanya ingin melewati tol Cipali. Namun, juga harus membagi jalur ke pantura dan jalur selatan. ”Yang, kami khawatirkan masih jalur darat. Untuk jalur laut, udara dan kereta api cukup baik,” tuturnya.(idr)