25 radar bogor

Sehari, Diterjang Lima Titik Longsor

LONGSOR: Dinding penahan tanah di sekitar Jembatan NV Sidik, Jalan Raya Batutulis II, Kecamatan Bogor Selatan, longsor kemarin. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut (Fikri/Radar Bogor)

BOGOR–Bencana tanah longsor masih menghantui Kota Hujan. Akibat hujan deras yang mengguyur Kota Bogor Senin (5/6) malam, tebingan turap di sekitar Jembatan NV Sidik, Jalan Raya Batutulis II, Kecamatan Bogor Selatan longsor. Kejadian itu tak hanya membuat kondisi Jembatan NV Sidik bahaya untuk dilewati, tapi juga memutus akses ke beberapa rumah warga yang letaknya tak jauh dari lokasi.

Warga RT 03/04 Kelurahan Batutulis, Didih (70) merupakan salah satu pemilik dari dua rumah yang halaman rumahnya ikut terbawa longsor. Kini, dirinya tidak lagi bisa keluar masuk ke rumahnya melalui pintu depan. Melainkan, harus lewat pintu belakang. “Ini posisinya halaman depan kita. Masih ada pintu belakang, tembusnya di gang yang satunya lagi,” jelasnya kepada Radar Bogor kemarin (6/6).

Jalan aspal yang bisa dilewati motor itu menghubungkan antara Jalan Raya Batutulis II dengan perkampungan RT 03/04 Kelurahan Batutulis. Bersamaan dengan ambruknya dinding turap di aliran Sungai Cipakancilan, kini akses jalan tersebut terpaksa ditutup sementara dengan sebatang bambu.

Didih menceritakan bagaimana kondisi saat terjadinya longsor yang nyaris menggerus rumahnya itu. Saat itu, terjadi hujan deras seusai salat Tarawih sekitar pukul 20.30. Ketika longsor, Didih merasa seperti terjadi gempa dengan diiringi suara bising reruntuhan. Sontak, dirinya bersama anggota keluarga lainnya langsung berlarian ke arah pintu belakang. “Ngerasa kayak lindi (gempa), karena dengar suara keras, jadinya langsung lari semua ke belakang,” ujarnya.

Terpisah, Camat Bogor Selatan Sujatmiko Baliarto mengatakan, jembatan NV Sidik merupakan salah satu jembatan yang terbilang rawan ambruk. Karenanya, Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kota Bogor tengah melakukan pelelangan proyek perbaikan di Unit Layanan Pengadaan (ULP).

“Sudah masuk ke ULP untuk dilelang. Memang rawan longsor. Sudah diprogramkan oleh PUPR,” jelasnya ketika dikonfirmasi.

Meski begitu, dia belum mengetahui pasti kapan perbaikan tersebut mulai direalisasikan. Yang pasti, sepengetahuannya, proses lelang di ULP hanya berkisar 18 hari. “Proses lelang kurang lebih 18 hari, jadi, kurang lebih sebulan lagi dilaksanakan,” katanya.

Menanggapi lokasi bekas longsoran yang hingga kini belum ditutupi terpal, menurutnya, hal tersebut masuk dalam penanganan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor. Padahal, jika bekas longsoran tersebut ditutupi terpal, akan mengantisipasi terjadinya longsor susulan.

Ia juga meminta kepada warga yang halaman rumahnya dan akses jalannya terkena longsor untuk sementara waktu bersabar. Untuk itu, dia berharap agar perbaikan bisa dilakukan secepat-cepatnya. “Zaman sekarang memang harus hati-hati bikin bangunan. Semoga bisa diselesaikan secepatnya,” ucapnya.

Sujatmiko membeberkan, dalam sehari, rupanya ada lima titik bencana yang terjadi di wilayahnya. Di antaranya, tebingan longsor di RT 01/07 Kelurahan Batutulis, tebing penahan jembatan longsor di RT 03/04 Kelurahan Bondongan, banjir lintasan di RT Cikaret Gang Madrasah Pangumbahan, rumah longsor di RT 02/05 Kelurahan Bondongan, serta longsor di Kelurahan Ranggamekar.(rp1/c)