25 radar bogor

London Diguncang Teror Tabrak-Tusuk

SELESAI 8 MENIT: Polisi mengamankan seorang perempuan yang diduga terlibat serangan di London Bridge kemarin dini hari WIB. Foto kanan, salah satu tersangka terjatuh setelah ditembak polisi. Dia mengenakan rompi bom palsu (Reuters)

LONDON–Berbekal rompi peledak palsu, tiga teroris mene­bar kengerian di ibu kota Inggris Sabtu malam waktu setempat (3/6). Namun, Kepolisian Metro London (The Met atau Scotland Yard) bekerja cepat. Dalam waktu delapan menit, teror diatasi. Perdana Menteri (PM) Theresa May memuji kinerja polisi dan memastikan pemilihan umum (pemilu) 8 Juni tetap berlangsung sesuai jadwal.

”Serangkaian teror yang kita hadapi belakangan ini mungkin tidak berkaitan satu sama lain. Tapi, tetap ada yang sama. Yakni, para teroris itu sama-sama menganut ideologi jahat ekstremisme Islam yang mengajarkan kebencian, menabur perpecahan, dan mengagungkan sektarianisme,” ungkap May. Sabtu malam dia langsung menggelar rapat darurat dengan para petinggi pemerintahan, khususnya para pejabat keamanan.

Kemarin (4/6) polisi merazia kawasan Barking di pinggiran London. Di wilayah majemuk yang menurut Sky News merupakan tempat tinggal salah seorang pelaku teror itu, aparat menangkap 12 orang. Mereka ditangkap di salah satu flat di sana. Menurut beberapa penghuni flat, salah seorang pelaku tinggal di sana selama sekitar tiga tahun. Dia juga punya istri dan dua anak.

Selain mengamankan 12 orang, polisi melakukan peledakan dengan melibatkan tim penjinak bom. Sebab, aparat menemukan sejumlah bahan peledak di tempat tinggal pelaku. Tak lama setelah penangkapan itu, polisi mengumumkan bahwa insiden terbaru di salah satu kota tersibuk dunia tersebut tidak berkaitan dengan serangan-serangan yang lain.

”Ada ancaman baru yang kita hadapi bersama. Sebuah tren yang kini menjadi tantangan buat kita semua. Kita tidak bisa memungkiri bahwa para pelaku ini melancarkan aksinya karena terinspirasi serangan-serangan sebelumnya. Mereka saling meniru,” kata May dalam jumpa pers di Downing Street 10 setelah memimpin rapat Cobra yang tertutup untuk media.

Teror London Bridge itu mirip dengan serangan sebelumnya di Palace of Westminster alias gedung parlemen di ibu kota. Sama-sama ada mobil dan senjata tajam di sana. Bedanya, serangan Sabtu malam itu melibatkan tiga orang. Sedangkan serangan Maret lalu dilancarkan pelaku tunggal yang diidentifikasi dengan Khaled Masood.
Untuk menambahkan kesan berbahaya, tiga pelaku teror Sabtu malam lalu menambahkan rompi peledak palsu dalam penampilan mereka. Melihat rompi peledak yang dikenakan mereka, publik memang sempat panik. Mereka cepat-cepat lari menjauhi para pelaku yang bisa saja meledakkan diri sewaktu-waktu. Teror Manchester yang melibatkan pelaku bom bunuh diri masih sangat segar dalam ingatan mereka.

Harun Khan, Sekjen Muslim Council of Britain, mengecam teror yang menewaskan 7 orang dan melukai sedikitnya 48 yang lain, sebanyak 21 di antaranya kritis, tersebut. Senada dengan May dan Khan, dia menyebut serangan yang diawali dengan penabrakan pejalan kaki itu sebagai aksi para pengecut. ”Para pengecut tersebut jelas tidak menghargai kehidupan dan agama apa pun karena melancarkan serangan pada bulan suci Ramadan,” ungkapnya.

Pada 22.07 waktu setempat, sebuah van putih melaju kencang di London Bridge. Mobil itu kemudian naik ke trotoar dan menabraki para pejalan kaki yang sedang menikmati akhir pekan. Van tersebut baru berhenti setelah menabrak pembatas jalan di dekat salah satu halte bus tidak jauh dari kelab malam Barrowboy dan Banker. Para pelaku kemudian turun dan menikam beberapa orang di kawasan Borough Market.

Empat polisi yang berusaha menghentikan aksi para pelaku juga ikut kena sabetan senjata tajam. Dua di antaranya kritis. ”Salah satunya adalah polisi yang sedang libur. Dia melawan pelaku dengan tangan kosong dan malah ditusuk berkali-kali,” kata salah seorang petugas. Seorang polisi lain yang kebetulan adalah polisi lalu lintas juga terluka setelah melawan pelaku dengan pentungannya. (AFP/Reuters/BBC/hep/c10/any)