CIBUBUR–Progres pembangunan Tol Cimanggis-Cibitung (Cimaci) diharapkan tidak terganggu pembebasan lahan. Kini, PT Waskita Karya yang bertanggung jawab untuk pembangunan mengakalinya dengan segala cara.
Direktur PT Waskita Toll Road, Herwidiakto mengatakan, proses pengadaan lahan tol di Jabodetabek cukup lamban dibandingkan dengan ruas-ruas tol lain. Pasalnya, harga lahan yang tinggi membuat proses negosiasi dengan warga menjadi alot.
Menurutnya, tol sepanjang total 25,39 kilometer ini sangat strategis menghubungkan dua jalan tol Jakarta–Cikampek dan Cinere–Jagorawi. “Dengan estimasi volume lalu lintas mencapai 40.000 kendaraan setiap hari, maka jalan tol Cimanggis–Cibitung sangat menguntungkan secara finansial,” ujarnya.
Jalan tol Cimanggis dikelola PT Cimanggis Cibitung Tollways, yang sahamnya saat ini 90 persen dikuasai PT Waskita Toll Road, sedangkan PT Bakrie & Brothers Tbk dan PT Bakrie Toll Indonesia masing-masing memiliki 5 persen.
Di tempat terpisah, Site Manager PT Waskita Karya, Eko Suyono menambahkan, kendala–kendala seperti itu memang memperlambat pekerjaan. Meski begitu, pembangunan harus tetap berjalan secara perlahan.
“Inisiasi Tol Cimanggis ini memang sudah lama, jadi, mau tidak mau harus diselesaikan. Sekarang kami fokus dulu penyelesaian tahap satu sampai Transyogi,” ujarnya kepada Radar Cibubur, kemarin (1/6).
Perkembangan saat ini, sambung Eko, PT Waskita Karya sudah melakukan pekerjaan steel box girder crossing di Tol Jagorawi untuk penyeberangan yang menghubungkan Tol Cijago dengan Cimaci. Pekerjaan pile cap dan dinding abutment jembatan Pertagas.
“Untuk menyeberangkan steel box girder di atas Tol Jagorawi juga kami lakukan tengah malam saat lalu lintas sepi. Karena pemasangan harus menutup traffic lalu lintas selama 15 menit. Sekarang, jalan utama Tol Cijago dan Tol Cimaci sudah terhubung,” terangnya.(dka/c)
