25 radar bogor

Perokok 13 Kali Berisiko Kena Kanker Paru

BOGOR–Merokok menjadi ancaman paling berbahaya bagi kesehatan. Berbagai upaya pemerintah untuk menekan jumlah perokok pemula, tampaknya, belum juga efektif karena harga yang terlalu murah. Kesehatan paru-paru generasi muda semakin terancam karena rokok.

Ketua Penelitian dan Registrasi Yayasan Kanker Indonesia, dr Elisna Syahrudin, PhD, SpP (K) mengungkapkan, tingginya insiden baru kanker paru, terkait erat dengan angka prevalensi merokok.  Ia mengungkapkan,  satu dari tiga penderita kanker paru adalah perokok aktif.

“Jadi, hal tersebut (kanker paru) tidak bisa dilepaskan dari minat masyarakat terhadap candu tembakau serta paparan udara kotor dan asap rokok,” ujarnya.

Satu-satunya jalan, kata Elisna, adalah selalu memberikan edukasi, terutama dari pihak keluarga. Pihak guru di sekolah juga harus menjadi teladan dan menjelaskan dampak bahaya merokok.  “Cara itu menjadi paling efisien, khususnya menekan angka perokok pemula,” jelasnya.

Berdasarkan data riset kesehatan dasar, prevalensi kanker untuk semua kelompok umur di Indonesia adalah 1,4 persen atau sebanyak 347.392 orang. Pada perempuan, jumlah kasus baru kanker paru cukup tinggi, yakni 13,6 persen. Angka kanker paru juga menyebabkan kematian sebesar 11 persen.

Sementara itu, Dokter spesialis paru dr Sita Laksmi, PhD, SpP (K) menilai, perokok aktif berisiko 13,6 kali lipat terkena kanker paru. Selain itu, angka mengerikan juga terjadi pada perokok pasif atau yang terkena paparan asap rokok, berisiko empat kali lipat terkena kanker paru.

Sita menambahkan, pasien penyakit paru didominasi pasien tuberkulosis (TBC) sejak 10 tahun terakhir. Parahnya lagi, saat ini muncul kasus baru, TBC yang kebal terhadap obat. Sedangkan kasus paru drastis meningkatkan lima kali lipat. “Pada tahap awal kanker paru tidak memberikan gejala khas sehingga sulit dideteksi. Gejala mulai nampak setelah kanker sudah memasuki stadium tinggi,” ungkapnya.
Kepala Seksi Penyakit Kanker Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan dr Aries Hamzah, MKM menegaskan, pihaknya telah banyak menyusun regulasi guna meminimalisasi kegiatan merokok di areal umum. Dia mengklaim, terus konsisten menyampaikan bahaya merokok terutama di sejumlah daerah. “Namun, resistensi selalu ada dan tidak semua kementerian sejalan dengan program Kemenkes,” papar Aries.(wil/jpg)