25 radar bogor

Daging Campur Celeng Rp50 Ribu

BUKTI : Polres Bogor memeriksa daging celeng yang sudah dicampur di Mapolres Bogor, kemarin

CIBINONG–Polres Bogor terus mengembangkan kasus daging babi yang dicampur dengan adonan bakso dan cilok. Sebab, para pelaku sudah memiliki jaringan yang cukup luas.

Kapolres Bogor AKBP Andi M Dicky mengatakan, saat ini jumlah pelanggan daging oplosan ada 12 oknum pedagang bakso. “Jaringan peredarannya di sekitar Pasar Citeureup,” ujar Andi kepada Radar Bogor saat rilis di Mapolres Bogor, kemarin (30/5)

Lebih lanjut ia mengatakan, untuk membongkar jaringan tersebut tim menangkap AG yang berperan sebagai salah satu perantara penjual daging babi oplosan. Melalui AG, polisi berpura­pura memesan daging babi kepada pemasoknya. Akhirnya, sepakat untuk bertransaksi di SPBU Cikarang. Setelah barang dan pemasok datang, polisi langsung melakukan penangkapan beserta barang bukti.

“Alhamdulillah, sudah ada dua pemasok yang kami amankan dan sedang diperiksa,” katanya.

Dari keduanya, sambung dia, ada 350 kilogram daging babi dan satu unit mobil. Pihaknya juga sudah menemukan dua oknum penjual bakso yang positif menggunakan bahan baku campuran daging babi. “Masih ada tempat yang lain, karena sudah ada yang bocor, makanya mereka sudah kabur,” ujar dia.

Dicky menjelaskan, daging yang dijual merupakan babi hutan. Itu setelah
melakukan pengecekan melalui Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor. “Hasilnya positif, apalagi daging atau lemaknya berwarna pucat merah muda, sedangkan daging sapi berwarna merah pekat,” bebernya.

Ia juga mengimbau masyarakat lebih berhati­hati. “Yang diamankan di kios ada lima orang, tugasnya sebagai pemilik dan peracik atau pekerja. Lalu penangkapan berlanjut ke dua pemasok yang informasinya didapat dari wilayah
Sumatera,” tuturnya.

Ia menyebutkan, peredaran daging oplosan laku karena memanfaatkan momen tingginya kebutuhan daging, sehingga menjual dengan harga yang lebih murah. “Dalam satu minggu, biasanya mereka memproduksi sekitar 300 kilogram. Biasanya, yang mereka order setiap harinya itu ada sekitar 50 kilogram hasil campur daging babi dan ayam. Sehingga jika dalam 1 kilogram dijual dengan harga Rp50 ribu, maka hasil daging celeng yang mereka peroleh per harinya sekitar Rp2,5 juta,” ujar dia.

Sementara itu, pemilik kios bakso cilok berbahan daging celeng, Pranoto alias Noto (42) mengatakan, pasokan daging babi hutan untuk olahan bakso dan cilok didapatnya dari Sumatera. Ia mengaku, mendapatkan daging itu dari seorang perantara. “Saya beli dengan cara janjian dengan perantaranya di jalan tol,” pungkasnya.(ded/c)