25 radar bogor

Daftar Sekolah tak Perlu Antre dari Subuh

BOGOR–Terbatasnya kuota siswa di sejumlah sekolah dasar negeri (SDN) unggulan Kota Bogor membuat sejumlah orang tua siswa harus rela mengantre sejak subuh untuk mendaftarkan anaknya. Itulah yang terjadi pada pendaftaran peserta didik baru (PPDB) SD di SDN Kebon Pedes 3, Senin (29/5) kemarin.

Sejumlah orang tua nekat datang ke sekolah selepas sahur untuk mendaftar. Padahal, pendaftaran baru dibuka pada pukul 08.00. Seperti yang diungkapkan salah
satu calon orang tua murid, Febriana Meristiani. Dia mengaku sudah tiba di sekolah yang berada di bilangan Kebon Pedes itu sejak pukul 05.00 pagi kemarin.

Menurutnya, para orang tua yang hadir memperebutkan empat kelas dengan jumlah per kelasnya 32 anak. “Ternyata, di SDN Kebon Pedes 3 berebut kursi, per kelas hanya maksimal 32 murid untuk empat kelas,” bebernya kepada Radar Bogor.

Panitia, kata dia, baru datang dan memproses pendaftaran pukul 07.15 pagi. Dan yang hadir saat itu sudah melebihi kuota. “Ternyata ada sistem gugur, ada beberapa aspek yang dinilai untuk murid baru. Yaitu, aspek keberanian, mengenal identitas, dan mengetahui warna,” kata dia.

Setelah administrasi selesai, lanjutnya, orang tua menunggu di luar sedangkan murid di dalam dan menjalani tes untuk beberapa aspek tersebut. “Nah, hasil pun tidak langsung, orang tua mendapatkan nomor antrean untuk mengambil hasil besok (hari ini, red) dari jam 10 hingga jam 2 siang. Lewat dari itu dianggap gugur,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala SDN Kebon Pedes 3 Diah Nur Erani menuturkan, pendaftaran sebenarnya dibuka pukul 08.00 pagi. Tapi sejak sahur pun, sudah banyak calon orang tua murid yang sudah datang ke sekolahnya. “Namanya orang tua yah, takut tidak kebagian pendaftaran, padahal kami tetap buka jam 8. Dan itu wajar, karena dulu pun saya rasanya pingin masukin anak ke sekolahsekolah yang favorit,” ucap Diah.

Sebenarnya, kata dia, penerimaan siswa didik baru disesuaikan dengan kategori, bukan dari cepat lambatnya orang tua datang ke sekolah. Yang paling utama yakni jarak rumah dengan sekolah, kedua yaitu umur yang pas sesuai dengan petunjuk teknis (juknis).

“Ada sebanyak 136 pendaftar. Sementara kuota kami sebanyak 128 yang dibagi menjadi empat rombongan belajar. Jumlah ini seperti tahun lalu, tidak bertambah. Yang kami terima pastinya yang memenuhi persyaratan, dan delapan orang yang tidak diterima, rata-rata umurnya kurang dari enam tahun,” tegas Diah.

Pengumuman, lanjutnya, sengaja langsung diumumkan sehari setelah pendaftaran. Supaya mereka yang tidak diterima bisa mencari sekolah lain. “Alhamdulillah, pendaftaran lancar dan tidak ada kendala yang gimanagimana,” tutup Diah.

Di tempat berbeda, Kabid Sekolah Dasar pada Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor Maman Suherman mengatakan, untuk PPDB tingkat SD memang diserahkan sepenuhnya kepada sekolah masing-masing. Dinas hanya memberikan koordinasi syarat-syarat penerimaan. Misalnya, batas umur, domisili dan syarat lainnya, seperti akta dan kartu keluarga. “Jadi, memang sudah diserahkan ke sekolah masing-masing bagaimana bentuknya,” ungkapnya.

Tahun ini, ada sebanyak 14 SD di Kota Bogor yang sudah menerapkan pendaftaran sistem daring. Sedangkan lainnya masih manual. Dan, empat di antaranya sudah menutup pendaftaran karena sudah penuh sejak hari pertama pembukaan pendaftaran.(ran/c)