25 radar bogor

Kembali Ke Awal Mula

BOGOR–Pirates of the Caribbean: Dead Men Tell No Tales (di Indonesia dipasarkan dengan Salazar’s Revenge) akan tayang hari ini (24/5). Begitu banyak yang berubah dan berbeda dengan seri terakhirnya, PotC: On Stranger Tides, yang dirilis enam tahun silam. Namun, duet sutradara Joachim Ronning dan Espen Sandberg meyakinkan bahwa seri ini bakal lebih mudah dicintai.

Joachim mengatakan, ketika mulai membuat film ini, pihaknya memang melihat kembali ke bagian pertama franchise Pirates, PotC The Curse of the Black Pearl (2003). Banyak hal yang disuka di situ. “Aksinya keren, spektakuler, petualangannya bagus, komedinya lucu banget, unsur horornya juga mengena. Tapi, yang paling utama, film ini punya hati,” ujarnya.

Menurut dia, ada inti emosional yang sangat kuat, diwakili oleh tokoh Will Turner (Orlando Bloom) dan Elizabeth Swann (Keira Knightley). Karena itu, dia begitu ingin mengulang kesuksesan film pertama dengan formula-formula yang ada di sana. “Paduan aksi, horor, cinta, dan humor. Bagaimanapun, ini adalah film keluarga,” ucapnya.

Apakah itu mengulang? Menurut dia, studio menangkap esensinya. Pihaknya tahu, sebagian besar penggemar franchise Pirates paling menyukai film pertama. “Termasuk kami. Big fan,” ucapnya. Jadi, dari situ diputuskan untuk membuat cerita yang sama sekali baru, bukan lanjutan dari On Stranger Tides. Dengan elemen-elemen yang ada di film pertama. “Termasuk juga Will Turner, yang seperti kita tahu, bakal come back,” beber dia.

Film ini akan bercerita tentang Henry, karakter yang dimainkan Brenton Thwaites. Disney telah mengungkap nama belakangnya, Turner. Jadi, sudah pasti dia anak Will Turner. Peran Will adalah mengantar anaknya menjalani petualangannya sendiri. Dia adalah karakter yang sangat dicintai fans. “Aku yakin fans sangat happy melihatnya kembali,” katanya.

Soal karakter Kapten Salazar yang terlalu mengerikan buat anak-anak tidak ditampiknya. Bahkan pihaknya sudah mengetesnya kepada anak-anak, dan memang mereka ketakutan! “Tapi, kayaknya kami memang harus sedikit push the envelope (maksudnya memaksimalkan segala potensi) di film ini,” ungkapnya.

Soal level kengerian, kata dia, memang agak tricky. Garis batasnya tipis sekali antara ngeri dan konyol. Jadi, konsepnya harus benar-benar dipikirkan. Tapi, anak-anak zaman sekarang menurut dia tidak gampang takut. Mereka terekspos hal-hal yang lebih mengerikan dari televisi atau game atau bahkan film-film yang terlalu gelap.

“Kita memang harus mendam- pingi anak-anak saat nonton ini. Kita bisa jelaskan bahwa Kapten Salazar ada di alam semesta yang berbeda dengan kita. So, ya biarkan saja wajahnya menyeramkan, kan kita tidak perlu bertemu dia di dunia yang kita tinggali ini,” ucapnya.

Apakah karakter Brenton Thwaites dan Kaya Scodelario itu versi baru Will dan Elizabeth? Bisa dibilang begitu. Namun, dalam versi yang lebih modern. (ind/*)