25 radar bogor

Dorong Tiga Bakal Calon Rektor Jalur Himpunan Alumni IPB

BOGOR–Lima bakal calon rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) lewat jalur Himpunan Alumni (HA) mengikuti konvensi, kemarin (20/5). Mereka memaparkan berbagai program seandainya terpilih sebagai orang nomor satu di lingkungan perguruan tinggi milik pemerintah itu.

Ketua Panitia Konvensi BCR jalur HA IPB Iriana Muadz mengatakan, dari lima orang yang mengikuti konvensi merupakan perwakilan alumni. “Selanjutnya akan dipilih tiga orang yang menjadi bakal calon rektor dari jalur HA,” ujarnya saat ditemui Radar Bogor di Hotel Grand Savero, Kota Bogor.

Kelima bakal calon rektor IPB yakni Prof. Wiku Bakti Bawono Adi Sasmito, Prof. Damayanti Buchori, Prof. Hemanto Siregar, Dr. Rinekso Soekmadi, dan Dr. Bayu Krisnamurti menyam- paikan paparanya di hadapan panelis dari berbagai kalangan.

Pantauan Radar Bogor, bakal calon rektor IPB yang pertama memberi paparan adalah Rinekso Soekmadi. Bila terpilih menjadi rektor IPB, ada beberapa hal yang akan ditingkatkan Rinekso. Salah satunya menjalin kerja sama yang baik dengan mitra-mitra IPB dalam meningkatkan pertanian di Indonesia. “Dua tahun kami menjalin kerja sama dengan mitra tapi masih menemukan hambatan-hambatan dalam perkembangan bidang pertanian,” katanya.

Belum lagi masalah sumber daya manusia yang kurang mendukung sehingga semuanya menjadi hambatan pengem- bangan pertanian.

“Ke depan harmonisasi dengan pusat harus lebih ditingkatkan. Pastinya untuk meningkatkan apa pun termasuk dalam mengatasi kekurangan sumber daya manusia dalam pertanian,” papar Rinekso.

Pengajar manajemen ekowisata dan jasa lingkungan itu juga mengatakan, ada hal penting mengapa pertanian Thailand lebih baik dibandingkan pertanian di Indonesia. “Pertama karena pemerintah di sana sangat fokus dengan perkembangan pertanian di Thailand,” ujarnya.

Selain itu, banyak kebijakan yang memang kental dengan pertanian sehingga dari kebijakan-kebijakan itu pula yang memengaruhi alokasi dana untuk meningkatkan pertanian di sana. “Akses mudah melakukan berbagai riset. Packing, handling dan marketing-nya pun bagus. Mereka memiliki asosiasi yang luar biasa aktif,” bebernya.

Belum lagi, masalah lainnya, mahasiswa kurang diberikan pendidikan karakter dan softskill karena sudah dipenuhi jadwal satuan kredit semester (SKS).
Hal serupa dikatakan bakal calon rektor Wiku Bakti Bawono Adi Sasmito. Kata dia, saat ini jumlah SKS begitu tinggi mengakibatkan pendidikan karakter kepada mahasiswa sangat minim. “Semua isinya perkuliahan, mereka jarang sekali keluar kampus untuk pendidikan karakter,” ujarnya.

Pria kelahiran Malang, 20 Februari 1964, itu juga me nyoroti kerja sama IPB dengan berbagai instansi yang sangat kurang. Ke depan, Wiku akan terus meningkatkan kerja sama agar berbagai keputusan yang dikeluarkan pemerintah dan melibatkan mahasiswa atau dosen dalam mengambil sejumlah keputusan. “Tidak hanya melibatkan politik,” tambahnya.

Bakal calon rektor IPB berikutnya Hermanto Siregar yang menyoroti masalah riset yang selama ini dirasakan kurang dukungan dari sejumlah stakeholder. “Ke depan harus bersama-sama melakukan. Paling tidak sama-sama memikirikan ide apa untuk melakukan riset bersama apa yang sedang dibutuhkan dalam dunia pertanian di Indonesia,” kata wakil rektor IPB periode 2008-2012 itu.

Hermanto juga berencana mengusung inovasi baru yang dimatangkan bersama pemerintah sesuai kebutuhan. Tidak hanya dilakukan IPB dan pemerintah saja, tetapi melibatkan masyarakat. “Bahwa akan diadakan pendidikan masal masyarakat terlibat, diarahkan dan diberi contoh,” paparnya.

Pria kelahiran 5 Agustus 1963, itu juga akan menjadikan dunia pertanian lebih menarik sehingga mahasiswa IPB pada khususnya sangat tertarik dengan dunia pertanian. “Ini harus dikembangkan sesuai dengan value change. Ini bukan sekadar wacana, tapi sudah diterapkan oleh negara Taiwan dan Jepang, dengan lahan yang tidak banyak tapi bisa berhasil,” bebernya.

Di tempat yang sama, Damayanti Buchori lebih menyoroti masalah perubahan trasnformatif yaitu perubahan mendasar pada watak dan sistem untuk menjadi terdepan unggul dan berkelas dunia.

Satu-satunya peserta wanita dalam konvensi bakal calon rektor IPB itu juga akan mengawal peran kebangsaan IPB melalui integrasi sains kebijakan praktik dalam kerangka sustainability science, menumbuhkan dan mengembangkan generasi baru petani dan wirausahawan muda bidang pertanian.

“Juga memperkuat kapasitas dan jejaring dengan para pihak pada tingkat nasional, internasional dan lokal serta mendukung perencanaan juga pengelolaan sumber daya alam berbasis kawasan atau lanskap,” ujarnya.

Bakal calon kelima, Bayu Krisnamurti memaparkan sifat dasar dalam organisasi dan kerja suatu lembaga perguruan tinggi seperti IPB adalah kolektif-kolegial. Setiap pemikiran dan rencana perlu dijadikan sebagai pemikiran dan rencana bersama.

“Oleh sebab itu yang perlu dibangun adalah tim kerja yang bisa saling melengkapi dengan keseimbangan berbagai aspek (gender, generasi, demograsi, sosiologi) yang terjaga inklusivitasnya,” ujar wakil menteri perdagangan dalam Kabinet Indonesia Bersatu II itu.

Keberhasilan, menurut Bayu, hanya dapat dicapai jika kepentingan individu merupakan hal yang bersifat sekunder terhadap kepentingan bersama yaitu kepentingan IPB sebagai institusi dan stakeholder utama (mahasiswa, alumni, masyarakat) sebagai pemegang kepentingan terpenting.

Sebelumnya, diberitakan, masa jabatan Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof. Herry Suhardiyanto segera berakhir tahun ini. Dewan Pengurus Pusat Himpunan Alumni (DPP HA) IPB mendapat kesempatan mengajukan kandidat bakal calon rektor, yang diumumkan dalam konvensi. “Kami diberi amanat mengusulkan dan memperjuangkan calon rektor IPB,” ujar ketua DPP HA IPB Bambang Hendroyono.(ran/d)