25 radar bogor

Penjaringan Balon Rektor IPB Dimulai

BOGOR–Pemilihan Rektor IPB periode 2017–2022 sudah memasuki tahapan penjaringan nama bakal calon (balon) rektor yang akan berlangsung hingga 30 Mei mendatang. Dari tingkat departemen dan unit kerja lainnya, kini masih menggodok siapa calon rektor yang diajukan ke Panitia Pemilihan Rektor (PPR) IPB 2017–2022.

Ketua Panitia Pemilihan Rektor IPB, Prof Erika E Laconi mengatakan, proses pemilihan balon rektor IPB masih sesuai dengan jadwal yang ditentukan, sesuai ketetapan Majelis Wali Amanat (MWA). Sosialisasi selama dua minggu ke setiap departemen maupun unit kerja sudah dilakukan. “Setelah selesai sosialisasi, masing-masing departemen juga unit kerja melakukan penjaringan bakal calon rektor sebanyak-banyaknya. Nah, itu belum menjadi ketentuan,” katanya.

Semisalnya, kata Erica, satu fakultas memiliki empat departemen, masing-masing departemen boleh mengajukan maksimal tiga balon rektor. Setelah itu, barulah masuk ke senat fakultas. Hasilnya hanya ada tiga nama yang diajukan berdasarkan musywarah juga mufakat yang dilakukan setiap departemen maupun unit kerja.

“Nah, panitia pemilihan rektor tinggal nunggu berdasarkan surat dekan yang mengirim setelah ada persetujuan rapat senat. Soal adanya konvensi, baik himpunan alumni (HA) atau lainnya, dipersilakan selagi tidak menyalahi aturan dari pedoman dan itu sifatnya demokrasi. Tinggal nanti saya menerima surat buat regulasi dan baru buat list,” kata Erica.

Hingga kini, sambung Erica, pihaknya belum menerima satu pun surat resmi rekomendasi, baik dari departemen maupun unit kerja lainnya, soal balon rektor yang diajukan. Di sisi lain, deadline pengajuan nama masih hingga 30 Mei mendatang, hingga pukul 16.00.

“Begitu ada nama-nama yang diajukan, pengecekan adminis- trasi, bisa jadi hingga tanggal 20 Juli ada yang kurang adminis- trasinya. Kemudian nanti ketua- ketua MWA menerima bakal calon rektor yang sudah lolos administrasi, barulah dipasang spanduknya,” kata dia.

Lebih lanjut Erica mengatakan, sejauh ini suasana pemilihan balon rektor IPB masih dalam keadaan kondusif. Sebagai univeritas yang mencetak lulusan di bidang pertanian secara makro khususnya, dia berharap rektor IPB kelak bisa menjadikan IPB lebih baik.

Sementara itu, Wakil Ketua Forum Rektor Indonesia, Prof Asep Saifuddin menjelaskan, IPB dulunya dimandatkan oleh negara untuk memajukan pertanian Indonesia. Jadi, mesti kembali ke khitahnya, menjadi satu-satunya universitas negeri pertanian di Indonesia.

“Artinya, harapan negara terhadap IPB sangat besar, dan untuk itu, pimpinan IPB harus memahami apa hakikat pertanian, mulai dari budidaya hingga pasca panennya serta apa efeknya terhadap kesejahteraan petani,” ungkap Asep.

Ia mengatakan, tentunya IPB harus punya konsep itu. Walaupun nanti konsep tersebut diserahkan kepada pemerintah agar bisa dijalankan. IPB pun menjadi aset negara yang harus diperhatikan oleh calon rektor IPB nantinya. “Nah, bagaimana sekarang kaitannya dengan perkembangan global, justru dengan adanya globalisasi IPB akan semakin strategis, karena memiliki modal kuat yang bisa menarik perhatian dunia, terutama di negara tropis,” katanya.

Di sisi lain, Asep menilai track record Rektor IPB kini, Prof Herry Suhardiyanto, cukup oke. Ia menganggap, IPB sebagai perguruan tinggi besar dan sejak lama tidak pernah keluar dari lima besar, bahkan pernah satu hingga dua besar. Tapi, sebagai univeritas yang memberikan terobosan baru, terbilang kurang. Sebab, belum memanfaatkan isu yang berkaitan masalah pangan, lingkungan hidup dan pertanian secara lebih optimal.

“Tapi, kalau saya melihat dari dosennya itu cukup, tinggal bagaimana nanti rektor me- manage resource person sehingga keluar mereka menjadi pemikir brilian, baik dari gagasan ataupun dari research, yang menjadi solusi persoalan bangsa bahkan dunia,” tandasnya.(wil/c)