25 radar bogor

Harga Bawang Masih Fluktuatif

 

JAKARTA–Meski pemerintah sudah menjamin bahwa suplai bawang putih akan stabil sampai Lebaran 2017, pihak importir masih waswas dengan kondisi pasar dari dua negara asal impor bawang putih. Yakni, Tiongkok dan India.

Ketua Asosiasi Pegusaha Bawang Putih Indonesia (APBPI), Piko Njoto Setiadi menyatakan bahwa hingga saat ini harga bawang putih di berbagai provinsi di Tiongkok masih fluktuatif. Harga bisa berubah hampir setiap minggu.

Dalam kondisi banyaknya suplai, harga bawang putih dibanderol USD 1.700 ton per metrik ton. Namun, dalam kondisi suplai terendah, harga bawang bisa naik ke angka USD 2.700 per metrik ton.

Dalam kondisi ini, Piko memperkirakan bahwa kemampuan impor para pengusaha masih belum pasti. Jika harga murah, importir bisa memasok 100 kontainer dengan kapasitas masing-masing 29 ton per kontainer. “Tapi kalau mahal, mungkin hanya bisa impor setengahnya, 50 kontainer,” kata pengusaha asal Surabaya ini.

Dengan harga yang ditetapkan pemerintah Rp25–30 ribu per kilogram, Piko menghitung dirinya dan perusahaan importir masih terhitung rugi. “Tapi, nanti ketemunya belakangan mau lebaran untung apa rugi,” katanya.

Sementara itu, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman optimistis bahwa stok bawang dari negara asal impor tidak akan tersendat.

“Di Tiongkok sekarang sedang panen bawang Putih,” katanya.

Untuk memastikan agar stok langsung sampai ke pedagang, Kementan juga menghilangkan persyaratan bawang impor untuk masuk ke karantina pelabuhan. “Misalnya dari Tiongkok, lang sung masuk ke Tanjung Perak, langsung ke pasar tanpa karantina dulu,” katanya.

Hingga saat ini, Kementan bersama Kemendag masih memetakan kebutuhan masng-masing pasar di beberapa daerah di Indonesia. Sambil menunggu hasil tersebut, bawang putih impor sudah mulai digelontor ke pasar-pasar sejak minggu kedua bulan Mei 2017 ini.(tau)