25 radar bogor

Fokus Pulihkan Kondisi Korban

BOGOR-Pemerintah Kota Bogor bergerak menangani kasus kekerasan seksual yang menimpa murid kelas nol kecil di Taman Kanak-Kanak (TK) Malabar, Kota Bogor. Tim yang terdiri atas banyak lembaga itu pun kini fokus memulihkan kondisi korban, QZA (5).

Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto langsung menggelar rapat khusus untuk menyelesaikan kasus tersebut.

Rapat internal itu dihadiri Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Fahrudin, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Perlindungan Anak (DPMPPA) Artiana Yanar Anggraini, Komisi Perempuan dan Anak Indonesia (KPAI) dan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A).

Kadisdik Fahrudin mengatakan, dalam pertemuan tersebut wali kota langsung membentuk tim khusus. Sebab, kondisi psikologi korban kini menjadi fokus utama. “Kami sudah satu tim, satu pemikiran, dalam kasus itu pertama kami fokus menangani demi si anak. Itu semua fokus ke situ, termasuk P2TP2A,” ujarnya kepada Radar Bogor kemarin (19/5).

Menurutnya, pemulihan dan perlindungan anak menjadi nomor satu. Butuh waktu memulihkan kondisi psikologi korban. Untuk itu, P2TP2A dan KPAI mendatangkan psikolog. Korban juga akan ditangani dengan rutin dijenguk. “Tim yang sangat luar biasa. Kami semua bergerak membentuk menangani anak,” terangnya.

Setelah seharian mendapat penanganan psikolog, kata Fahmi, kondisi bocah tersebut mulai membaik. Meski demikian, Fahmi tetap menyerahkan kasus tersebut sepenuhnya ke Polresta Bogor Kota. Terkait siapa pelakunya, Fahmi enggan memberikan keterangan melebihi polisi. Sebab, status hukum ditetapkan polisi. Dalam rapat tersebut pihaknya juga bersedia kooperatif memberikan keterangan. “Apa yang dibutuhkan kepolisian akan dibantu,” tambahnya.

Di tempat terpisah, Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polresta Bogor Kota, Kompol Condro Sasongko mengatakan, sederet kasus seksual terjadi di Kota Bogor. Menurutnya, selain kasus yang yang menimpa QZA masih ada sekitar 30 kasus kekerasan pada anak. “Saya sudah proses, selain ini ada hampir 30 pelaku kekerasan seksual dalam dua bulan terakhir,” bebernya.

Untuk perkembangan kasus QZA, Condro mengaku tengah ditangani Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA). “Sedang lidik. Keterangan korban didampingi P2TP2A. Terlapor juga sudah diperiksa,” terangnya. Selain keterangan saksi, petugas juga sedang mengumpulkan bukti-bukti.

Sebelumnya diberitakan, QZA, siswi kelas nol kecil, diduga dicabuli penjaga sekolah berinisial UD. Kejadian itu berawal saat bocah berusia 4,5 tahun itu mengeluh kesakitan sepulang dari sekolah hingga orang tua korban melaporkan ke polisi.(don/c)