25 radar bogor

373 Jamaah Gagal Umrah

JAKARTA –Perusahaan perjalanan umrah First Travel (FT) kian identik dengan kasus. Saat ini sedikitnya ada 373 jamaah umrah FT asal Jawa Timur yang batal berangkat sesuai jadwal. Ironisnya, mereka berada di Jakarta sejak 11 Mei lalu tanpa ada kejelasan dari perusahaan.

Yono, salah satu jamaah umrah yang tertunda, mengatakan, dirinya berangkat rombongan dari Juanda ke Cengkareng pada 11 Mei lalu. Total ada 193 jamaah umrah yang menuju Jakarta, untuk kemudian diberangkatkan ke Arab Saudi. Tetapi yang terjadi malah sebaliknya.

’’Sampai malam ini saya masih diinapkan di Hotel Nunia Inn. Bersama ratusan jamaah lainnya,’’ katanya kemarin (19/5).

Dia menceritakan, perwakilan jamaah umrah ada yang mluruk kantor pusat First Travel di kawasan TB Simatupang, Jakarta Selatan. Tujuannya, meminta kejelasan kapan akan diberangkatkan. Dari total 193 jamaah, terbagi dalam tiga kelompok. Masing-masing berisi 45 jamaah, 90 jamaah, dan 58 jamaah. ’’Nah yang rombongan 45 jamaah sudah bisa berangkat Kamis (18/5),’’ tuturnya.

Menurut jamaah umrah yang mendaftar lewat FT Sidoarjo itu, dia mengikuti paket promo umrah Rp14 jutaan. Ternyata masih ada penambahan harga lagi. Yakni, Rp2,5 juta yang digunakan untuk menyewa pesawat khusus untuk terbang ke Saudi. Kemudian ada biaya tambahan lagi Rp2,3 juta untuk tiket pesawat Surabaya–Jakarta (PP). Dia mengakui sudah membayar lunas seluruh biaya pokok dan tambahan itu. Dia juga mengungkapkan sampai saat ini belum memegang visa umrah.

Salah seorang jamaah umrah yang ikut mendatangi kantor FT mengatakan, mereka akan menduduki kantor FT sampai ada kepastian. ’’Apakah malam ini (tadi malam, red) atau hari ini kepastiannya, kita alhamdulillah sekali. Harus ada kepastian,’’ jelas pria yang tidak bersedia disebut namanya itu.

Warga Surabaya itu menuturkan, sangat janggal jika alasan penundaan karena visa umrah belum keluar. Menurutnya, FT cukup menyediakan uang Rp7,9 miliar, visa umrah sudah bisa diterbitkan. Dia menduga perusahaan FT memang tidak memiliki uang untuk membayar biaya penerbitan visa.

Sampai tadi malam dia belum mendapatkan penjelasan resmi dari pimpinan FT. Menurutnya, rombongan jamaah umrah FT asal Jawa Timur yang tertunda keberangkatannya sampai sekarang bertambah banyak. Sebab, selain rombongannya yang berjumlah 148 orang, juga ada rombongan baru yang mencapai 225 orang. ’’Sama seperti kami, yang 225 orang juga tidak jelas kapan diberangkatkan,’’ katanya.

Dia menegaskan, FT telah melakukan penelantaran jamaah umrah. Meskipun diinapkan di hotel dan dijamin makannya, dia mengatakan tetap merasa ditelantarkan. Sehingga Kemenag harus turun ikut menyelesaikan masalah.

Pengamat haji Dadi Darmadi mengatakan, sudah melakukan kajian terkait tarif promo yang dilakukan FT tahun lalu. ’’Prediksi kami, dengan tarif yang seperti itu, setahun dua tahun akan terjadi ledakan masalah di First Travel,’’ jelasnya. Kajian dari Himpunan Penyelenggara Umrah dan Haji (Himpuh) menyebutkan tarif standar umrah adalah USD 1.750 atau sekitar Rp23 juta.

Direktur Advokasi Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu menjelaskan, sistem bisnis FT bisa disebut simpan pinjam. Jamaah yang akan berangkat, meminjam uang dari jamaah yang belum berangkat. Begitu seterusnya.

Sistem simpan pinjam itu lama-lama berubah menjadi skema Ponzi. Yakni, uang yang disetor jamaah umrah baru, digunakan untuk menalangi jamaah yang mau berangkat. Ketika ada masalah aliran uang, maka jamaah yang akan berangkat menjadi tertunda. Sebab tidak ada uang untuk dana talangan.

Dadi mengatakan, tidak salah jika ada jamaah umrah yang menganggap First Travel sekarang kesulitan uang, bahkan untuk sekadar membayar biaya visa. Belum lagi untuk tiket pesawat maupun sewa hotel.

Dengan banyak kasus yang muncul, jumlah pendaftar baru FT menurun. Jamaah yang tertunda keberangkatan saat ini, adalah jamaah yang mendaftar 2015 atau 2016 lalu. Keberangkatan mereka berma- salah karena tidak ada aliran dana segar yang mencukupi. Apalagi, pihak FT baru-baru ini membuka promo tarif umrah hanya Rp8 jutaan. Tarif sangat rendah ini diduga kuat untuk mencari dana segar saja.

Dia berharap Kemenag melakukan upaya tegas dan konkret. ’’Selama ini Kemenag sebatas imbauan-imbauan. Itu kalah sama promosinya First Travel,’’ jelasnya. Menurut Dadi, First Travel menggunakan promosi dari mulut ke mulut. Kemudian juga menggunakan tokoh publik seperti artis atau ulama untuk menggaet jamaah. Pimpinan bank bahkan juga ditarik untuk ikut promosi.

Plt Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Nursyam mengatakan, memang benar tarif promo umrah FT mempu membuat banyak orang tertarik. Tapi, masyarakat juga tidak boleh menutup mata bahwa saat ini FT sedang banyak masalah.

Pria yang menjabat sebagai Sekjen Kemenag itu tetap mengimbau masyarakat supaya selektif memilih travel umrah. Supaya menghindari potensi masalah seperti tertunda keberangkatan atau sejenisnya.

Dia mengatakan, Kemenag paling banter hanya bisa menjatuhkan sanksi administrasi kepada FT. Sanksi administrasi paling berat adalah pembekuan atau pencabutan izin operasional. ’’Atas kasus ini kami melakukan investigasi atau apalah namanya untuk mencari akar masalahnya,’’ tutur mantan rektor IAIN Sunan Ampel Surabaya itu. Dia berharap hasil investigasi cepat keluar.

Nursyam mengatakan, Kemenag tidak bisa menangani masalah pidana atau perdata. Khususnya terkait dengan pengembangan uang jamaah. Bagi jamaah yang merasa dirugikan, diharapkan untuk melapor ke polisi atau penegah hukum lainnya. Supaya bisa diproses untuk pidana atau perdata.(wan)