25 radar bogor

SMK KESEHATAN PROF DR MOESTOPO RESMIKAN GEDUNG BARU

Dirjen Bina Pemdes memukul goong menandakan diresmikannya gedung tiga lantai SMK Kesehatan Prof DR Moestopo.

DALAM acara tersebut, hadir Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa Kementerian Dalam Negeri Nata Irawan, Ketua Pembina Yayasan Universitas Prof DR Moestopo, Ketua Pengurus Pembangunan Yayasan Universitas Prof DR Moestopo, Rektor dan Dekan Universitas Prof DR Moestopo, sekretaris Dinas Pendidikan, ketua Patelki Kabupaten Bogor, ketua Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) Kabupaten dan Kota Bogor, Muspika Leuwisadeng, kepala sekolah SMA, SMK dan SMP di sekitar lingkungan sekolah, serta masyarakat dan orang tua murid.
Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa Nata Irawan mengatakan, baik atas nama pribadi maupun lembaga, pihaknya menyambut baik cara kerja Yayasan Universitas Prof DR Moestopo. Hal tersebut merupakan bagian salah satu tugas dari pemerintah yang sebenarnya menyeluruh. Namun karena keterbatasan baik APBN maupun APBD, maka ketika pihak swasta masuk tidak ada alasan pemerintah untuk mengatakan tidak dan justru harus mendukung. “Jadi nanti dalam pengembangannya jangan coba-coba dan jangan sekali-kali mempersulit ketika perizinan,” ujarnya kepada Radar Bogor.

Ia melanjutkan, saat ini sangat dibutuhkan tenaga kesehatan di seluruh Indonesia. Jumlah penduduk di Kabupaten Bogor sendiri mencapai 5,5 juta jiwa. Akan tetapi baru terdapat 279 tenaga kesehatan, 429 perawat, 835 bidan dan 26 tenaga kefarmasian. “Di sinilah peran penting SMK kesehatan untuk mendidik calon-calon tenaga medis,” terangnya.

Sementara itu, Ketua Pembina Yayasan Universitas Prof DR Moestopo Hermanto mengungkapkan, sebagai isntitusi di bidang pendidikan ingin mencerdaskan kehidupan bangsa, terutama di wilayah Leuwisadeng dan Leuwiliang. Ia pun telah merencanakan dua tahun yang akan datang untuk membangun gedung baru di lahan yang masih tersedia. “Kemungkinan gedung antara lima sampai delapan lantai untuk STIKES sekaligus membangun dormitori untuk asrama Guru maupun siswanya,” tuturnya.

Di tempat sama, Kepala Sekolah SMK Kesehatan Prof DR Moestopo Fransisca Agustina menuturkan, sekolah memiliki dua program studi, di antaranya Analis Kesehatan dan Farmasi. Perjuangan sejak 2014 untuk mendirikan gedung baru, lanjutnya, akhirnya terealisasi karena kerja keras yayasan dan semua pihak dalam mengurus perizinan dan segala macamnya untuk kelegalan sekolah.
“Awalnya siswa angkatan pertama kami sebanyak 52 orang dari dua prodi tersebut. Kemudian di tahun kedua bertambah menjadi 100 orang, angkatan ketiga 120 orang dan saat ini di pendaftaran 2017-2018 sudah ada 120 siswa dan itu kemungkinan masih bertambah,” ungkapnya.

Ia menambahkan, pembangunan gedung sekolah dilakukan sejak sembilan bulan lalu dengan menggunakan anggaran sebesar 5,6 miliar untuk pembangunan gedung tiga lantai di atas lahan 1.300 meter persegi. Fasilitas yang disediakan di antaranya delapan ruang kelas, satu ruang guru, satu ruang meeting, satu ruang bimbingan konseling, satu ruang OSIS, lab komputer, lab analis kesehatan, lab farmasi, perpustakaan, UKS, kantor kepala sekolah dan TU, musala, serta toilet. Ia berharap para siswa yang telah selesai melaksanakan pendidikan di sekolahnya dapat berguna bagi nusa dan bangsa. “Terutama mereka dapat dengan mudah mendapatkan pekerjaan di mana-mana, khususnya sebagai tenaga medis,” pungkasnya.(cr4)