25 radar bogor

MUSNAHKAN 5.200 BOTOL MIRAS IMPOR

DIHANCURKAN: Kasat Narkoba Polresta Bogor Kota Kompol Yuni Purwanti menghancurkan langsung 5.200 botol miras kemarin (12/5).

BOGOR– Kota Hujan masih menjadi lahan subur peredaran minuman keras (miras) dan narkoba. Buktinya, ribuan miras berbagai merek impor disita Polresta Bogor Kota dari sejumlah toko di enam kecama tan. Sebanyak 5.200 botol miras itu kema rin (12/5) dimusnah kan di hala- man Mapolresta Bogor Kota, Jalan Kedunghalang.
Kapolresta Bogor Kota, Kombes Ulung Sampurna Jaya mengatakan, peredaran miras di Kota Bogor terbilang meng-Wilayah kh awatirkan. Terlebih, yang mengonsumsinya mayoritas adalah remaja.

Untuk itu, sejak tiga pekan menjelang Ramadan pihaknya gencar melakukan razia. “Rata­ rata setiap yang nongkrong ada botol miras. Jadi, tindak pidana terpicu dari barang haram ini. Keributan, tawuran, rata­rata juga dari alkohol,” ujarnya kepada wartawan.

Dari hasil razia, mayoritas miras berasal dari warung dan tempat­tempat tongkrongan remaja. Warung­warung yang kedapatan menjual miras langsung dilakukan tindak pidana ringan (tipiring) di Pengadilan Negeri Bogor.

“Sementara remaja yang tertang­ kap, akan dibina kemudian orang tuanya kami panggil,” tuturnya.
Selain miras, Polresta Bogor Kota juga gencar menertibkan tempat hiburan malam (THM) dan judi, pencurian berat (curat), pencurian keras (curas), serta pencurian kendaraan bermotor (curanmor). “Kami juga intensif mengadakan razia setiap malam, dari pukul 01.00 sampai 03.00 untuk mengan­ tisipasi balap liar,” ucapnya.

Dari hasil razia, pihaknya juga berhasil menyita sejumlah narkoba. Tapi, menurut Ulung, kini barang buktinya sedang ada di Kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) Bogor. Sehingga, baru akan dimusnahkan seusai diproses oleh Kejari. “Narkoba masih ada sampel yang diserah­ kan ke kejaksaan, nanti setelah itu akan kami musnahkan juga. Ini hasil dari tiga minggu,” terang Ulung.

Kepala Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Bogor, Nugraha Setia Budhi yang turut hadir dalam pemus­ nahan miras menambahkan, peredaran narkoba di Bogor terbilang sudah di level bahaya. Pasalnya, Bogor menjadi tempat primadona, mengingat lokasinya yang mudah diakses dari ibu kota dan sekitarnya. “Peredaran narkoba di Bogor cukup masif, karena Bogor merupakan wilayah perlintasan,” tutur dia.

Karena itu, tak heran jika banyak pengguna obat­obatan terlarang berdomisili di Bogor. Ia pun mengklasifikasikan jenis pengguna narkoba yang terbi­ lang dominan. Tingkatan perta­ ma adalah para pegawai, kedua pelajar, dan terakhir penga­ ngguran. “Kenapa pegawai, karena dibutuhkan sejumlah uang untuk membelinya. Kemu­ dian pegawai sendiri rentan terkena depresi sehingga lari ke narkoba,” terangnya.(cr3/c)