25 radar bogor

Pilih yang Gerakannya Stabil

CEK SUHU TUBUH: Penderita asma harus lebih memperhatikan kebiasaan sehari-hari agar tidak semakin parah.

Dokter Ceva W. Pitoyo SpPD-KP KIC menerangkan, ada banyak
faktor pencetus asma. Di antaranya, infeksi saluran napas, ketegangan emosi, polusi udara, alergi makanan, bulu binatang,
perubahan cuaca, hingga aktivitas fisik yang berlebih. Yang terakhir
disebut juga dengan exercise
induced asthma.
PA D A tipe tersebut, ketika penderita ber- aktivitas fisik berat, asmanya akan kambuh. Namun, jumlah penderita yang sampai mengalami hal itu tidak banyak. ”Dengan demikian, sebagian besar penderita asma boleh dan malah dianjurkan berolahraga,” tutur Pulmonolog Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI itu saat ditemui di RS Cipto Mangunkusumo Jakarta.
Olahraga memperkuat otot-otot, termasuk otot pernapasan. Ketika terjadi serangan sesak napas, penderita membutuhkan otot napas yang kuat. Hanya, pada orang yang pencetus asmanya adalah aktivitas, dia harus menjaga kegiatan fisik tidak terlampau berat. ”Prinsipnya, pada exercise induced asthma, pola latihan harus diatur sedemikian rupa agar asma tidak sampai kambuh,” lanjutnya.
Apabila sama sekali tidak dilatih, otot- otot bisa mengalami atrofi (mengecil). Secara umum, aktivitas yang disarankan adalah aktivitas ringan hingga sedang. Pilih jenis yang stabil (konstan). ”Tidak disarankan yang kompetitif, berpacu dengan orang lain seperti sepak bola, tenis, bulu tangkis,” urai Ceva.
Pilihan olahraga yang stabil. Di antaranya, jalan kaki, jogging, bersepeda santai, senam, berenang, atau yoga. Untuk yoga, selama gerakannya tidak menuntut latihan napas tingkat tinggi, boleh saja. Senam aerobik juga relatif aman selama diatur pada level ringan sampai sedang dan tidak sampai over exercise. ”Ingat bahwa targetnya untuk kebugaran, bukan kompetisi,” pesan Ceva.
Waspadai pula bila pencetus asma adalah udara dingin. Artinya, jika ingin berenang, pilih suhu air yang tidak dingin. Begitu pula diving. ”Boleh, asal pencetus asmanya bukan dingin. Penderita harus sadar akan kondisi dirinya,” ucapnya.
Selain pemilihan aktivitas yang konstan, cara aman berolahraga bagi penderita asma adalah latihan bertahap. Awali dari intensitas rendah. Sekali sehari (atau setidaknya tiga hari sekali) berjalan kaki atau bersepeda santai selama 15 menit. Bila dalam satu bulan dipantau aman, naikkan menjadi 30 menit. Aman, bisa dinaikkan lagi. ”Tapi, umumnya tidak perlu sampai satu jam. Mencegah kelelahan dan exercise induced asthma,” tutur Ceva.
Satu hal yang terpenting, selalu sedia obat. Bagi penderita asma yang intensitas kambuh terbilang jarang, hanya perlu obat pelega. Untuk yang rutin kambuh dan menggunakan obat pengontrol, gunakan dahulu obatnya sebelum berolahraga. ”Pastikan tetap sedia obat semprot untuk berjaga-jaga,” ujarnya. Dengan begitu, ketika terjadi serangan asma, bisa langsung dikendalikan sehingga tidak sampai fatal. Penderita bisa kembali bernapas dengan leluasa.(nor/c6/ayi)