almarhumah Waway Munawaroh.
ALMARHUMAH Waway meninggalkan jejak indah semasa hidupnya kepada siapa pun, tanpa mengenal latar belakang. Hal itu disampaikan Kepala SMP Al Falah Cigudeg Cacu Asuro, saat ditemui di sekolahnya usai pelaksanaan ujian nasional (UN), kemarin (8/5).
Cacu mengaku masih ada hubungan keluarga dengan Waway. Ia merupakan adik ipar Waway, karena suami almarð humah, Lili Ardabili (50), adalah kakak kandung Cacu. “Beliau mengajar di SMP Al Falah selama tiga hari, mulai Rabu hingga Jumat, dan mengajar juga di MI Mathlahul Anwar 7 tiap Senin dan Selasa,” ujarnya kepada Radar Bogor.
Waway, kenangnya, merupað kan sosok yang ramah dan memiliki jiwa sosial tinggi. Murid serta guruðguru di sekolah tempatnya mengajar bahkan menganggap almarhumah sebagai orang tua bersama. “Jika ada masalah di sekolah, selalu beliau yang turun. Saat saya masih remaja pun beliau selalu mengarahkan saya keorganisasian,” terangnya.
Waway juga merupakan salah satu pendiri SMP Al Falah. Sebelum memiliki bangunan sendiri, Al Falah menumpang di SDN 4 Bunar pada 2006. “Bangunan Al Falah sendiri didirikan 2008, dan almarhumah sudah mengabdi selama 11 tahun,” imbuhnya. Didirikannya SMP Al Falah karena
keprihatinan Waway kepada masyarakat golongan ekonomi lemah yang sulit menyekolahkan anaknya. Ia bahkan menjadi pencetus antarðjemput gratis bagi siswa kurang mampu untuk bersekolah. “Sampai saat ini operasional antarðjemput tersebut masih berjalan, namun telah dipatok tarif Rp1.000 untuk pergi dan pulangnya,” bebernya.
Ia melanjutkan, sejak kakak kandungnya terkena stroke, Waway menjadi tulang punggung keluarga. Namun saat ini kondisi Lili telah sehat, dan bekerja sebagai petugas tata usaha di SMP Al Falah. Jika ada perhatian khusus dari Pemkab Bogor, Cacu berharap dilimpahkan kepada anakðanak Waway untuk kompensasi pendidikan.
“Karena saat ini anaknya yang ketiga sedang kuliah di Akademi Perawat Fatmawati, anak keemð patnya duduk di bangku kelas VII SMP, dan bungsu di raudhatul aliyah (setingkat TK),” pungð kasnya.(*/c)
