25 radar bogor

MODUS GALI – TUTUP LUBANG BIRO PERJALANAN UMRAH TARIF MURAH BAWA MUSIBAH

NASIB 1.500 jamaah umrah Badan Perjalanan Wisata (BPW) Ustmaniyah Hannien Tour yang terkatung-katung harus menjadi pelajaran.

Kasus tersebut sebenarnya pengulangan dari kasus-kasus serupa oleh banyak biro perjalanan umrah lainnya.

Seperti kasus tertundanya keberangkatan jamaah First Travel di Jakarta.

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) melihat, paket umrah murah yang dilakukan sejumlah biro jasa perjalanan memang patut dipertanyakan. Beberapa tahun terakhir, pengaduan jamaah umrah murah ke YLKI juga cukup banyak.

“Ada banyak pengaduan. Kemenag harus memberi sanksi tegas terhadap biro jasa bermasalah. Mereka sering melanggar hak-hak konsumen sebagai jamaah umrah,” cetus Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi, pekan kemarin.

Menurutnya, hal ini terjadi karena lemahnya pengawasan Kementerian Agama baik dari sisi hulu dan hilir. “Mulai dari promosi dan periklanan dan yang sangat menjebak dan cenderung menyesatkan,” ujarnya.

Sementara di daerah-daerah, termasuk Bogor, banyak biro perjalanan umrah yang belum mengantongi izin resmi. Modusnya, mereka berbekal izin yayasan sosial, lalu ikut konsorsium agen yang sudah punya izin perjalanan umrah.

“Awalnya yayasan, dengan izin sosial. Tiba-tiba buka biro perjalanan umrah. Banyak seperti itu di Bogor,” tutur Roelly Bima Kusnadi, praktisi biro perjalanan umrah, kepada Radar Bogor.

Kondisi ini yang berpotensi menyulitkan jamaah atau berujung dengan masalah. Niat buruk pelakunya, kata Roelly, terlihat sejak menerapkan biaya umrah yang nyaris tak masuk di akal. Meski mengejar kuantitas, namun biaya umrah Rp15 juta, menurutnya hampir sangat tidak mungkin.

“Gak akan cukup itu. Memang, tiket itu ada yang murah ada yang mahal, economy class. Tapi tiket pesawat saja Rp12 jutaan return, atau pulang-pergi. Hotel dan makannya gimana?” kata pengelola jasa umrah di Kota Bogor ini.

Roelly mengatakan, logikanya, minimal biaya yang dibutuhkan per orang sekitar Rp22–23 juta (lihat infografis). Angka itu sudah termasuk biaya hotel, pesawat, makan, bus, akomodasi hingga keuntungan bagi pihak travel. Sehingga jika masih ada biro perjalanan yang menerapkan harga murah, Roelly menduga adanya permainan subsidi silang.

“Jadi gini, jamaah gelombang pertama, semisal ada 30 orang, masing-masing Rp15 juta. Jamaah ini dijanjikan enam bulan kemudian berangkat. Nah, si travel cari lagi 30 jamaah untuk gelombang kedua dengan harga yang sama. Uangnya untuk menutupi kekurangan jamaah gelombang pertama. Begitu seterusnya,” beber Roelly.

Selain itu, paket promo juga biasa diiringi fasilitas yang dipaksakan. Sebut saja, maskapai murah yang kerap harus transit di sejumlah bandara. “Makanya, saya kurang respect itu. Oke lah, dia jual murah, tapi jaminan berangkat apa?” ujarnya.

Modus lainnya, imbuh Roelly, para biro perjalanan biasanya memberangkatkan tokoh-tokoh daerah terlebih dahulu. Hal ini untuk mengejar testimoni tokoh tersebut, meski harus memundurkan jadwal jamaah lain.

“Saran saya, pastikan izin travel jelas, punya jadwal keberangkatan yang pasti, dan kantornya pasti. Kalau perlu yang sudah memiliki jadwal keberangkatan satu tahun ke depan. Biarpun harga bisa sewaktu-waktu berubah,” tandasnya.

Permainan subsidi silang yang diterapkan biro perjalanan umrah nakal juga terlihat pada fasilitas di tanah suci. Fasilitas yang didapat oleh peserta umrah dengan program promo dan standar tidak ada bedanya. Keduanya mendapat fasilitas serupa, bahkan ditempatkan dalam satu hotel.

“Sebelah saya itu bayar Rp26 juta. Saya Rp18 juta,” ujar Dessy Desmita (40), jamaah umrah Hannien Tour 2016 lalu.

Namun, kelemahan yang dirasakannya adalah pemilihan maskapai murah yang sangat tidak nyaman. Pesawat itu bahkan beberapa kali transit hingga bisa 8–24 jam. “Saya rasakan 8 jam. Yang lain ada yang 24 jam, di Abu dhabi,” kata dia.

Sementara untuk biro perjalanan umrah yang lebih bonafide, biasanya menerapkan harga yang cukup tinggi. Mulai dari pembayaran dengan mata uang dollar Amerika, serta mengurus visa dan paspor sendiri. Jaminannya, jadwal berangkat tidak mundur pesawat on time.

Di bagian lain, Kepala Seksi Haji dan Umrah Kemenag Kota Bogor, Ade Sarmili tak memungkiri masih banyaknya praktik kecurangan biro perjalanan umrah. Namun, menurutnya, permasalahan tidak hanya pada perizinan. Melainkan, permainan ‘judi’ pada pembelian tiket, hotel, dan lainnya.

“Artinya, belum mengantongi visa tapi tiket sudah dibeli. Kondisi ini bisa berpotensi tiket kedaluwarsa. Gambling-nya bisa lebih mahal, karena sebelumnya beli dengan ijon atau setengah harga, dijual ke jamaah kemudian kembali disetor ke armada,” beber Ade kepada Radar Bogor.

Permainan ini, menurut Ade, sangat sering terjadi di travel agent. Pihak yang terlibat mulai dari penyedia tiket sampai penyedia hotel. Akibat permainan itu, banyak calon jamaah yang bahkan gagal berangkat. “Sebab, urusan jamaah di sana (Arab Saudi) belum diselesaikan, sedangkan tanggal sudah jatuh tempo. Jadi pada malu, berangkatlah ke Jakarta,” ujarnya.

Lantas, bagaimana mengantisipasi penipuan dan menghindari menjadi korban travel agent nakal? Kementerian Agama memberikan lima poin pencegahan. Yakni, pastikan travelnya berizin, pastikan visa aman, tiket, hotelnya, dan armada terbang. “Seharusnya jamaah cerdik dalam memilih travel. Itu Lima Pasti dalam umrah, jamaah harus melihat dari kelima ini,” cetusnya.

Meski begitu, Ade memastikan bila biro perjalanan umrah terbukti bersalah, pemerintah dapat langsung memberikan sanksi pembekuan dan pencabutan izin. Sebaliknya, Kemenag sulit bertindak jika kasus melibatkan travel tak berizin. “Nggak bisa pemerintah memberikan sanksi. Kecuali jamaah melaporkan kepada polisi. Penipuannya masuk pidana. Saya imbau jangan tergiur harga murah. Harus rasional. Bisa jadi itu hanya gali lubang tutup lubang. Hati- hati,” tukasnya.(ded/ric/ don/d)