25 radar bogor

Satgas Pangan Gandeng Muspida

BOGOR–Kepolisian Resor Kota/Kabupaten di Jawa Barat kemarin langsung bergerak melaksanakan instruksi Kapolri soal pembentukan satuan tugas (satgas) pengawasan pangan. Dari 27 polres, tim satgas kriminal khusus yang pertama terbentuk, yakni di Polres Purwakarta. “Bertahap di seluruh wilayah Polda wajib membentuk tim satgas ini,” ujar Kabag Humas Polda Jabar Kombes Pol Yusri Yunus, kepada Radar Bogor kemarin (4/5).

Sementara di Bogor, Kapolres Bogor AKBP AM Dicky Pastika, memastikan pihaknya kini sedang memantapkan pembentukan tim tersebut. Polres Bogor tengah berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk merumuskan langkah menangkal penimbunan dan permainan harga tersebut.

“Tim satgas nanti menentukan skala prioritas. Kita tegaskan, ancaman hukuman tujuh tahun bagi mereka yang menimbun sembako. Sampaikan ini kepada distributor,” tegasnya.

Dicky juga memastikan tim tak hanya bergerak di pasar tradisional. Berbagai pasar modern juga akan diinspeksi untuk mengendalikan harga sembako jelang Ramadan.

“Kami instruksikan seluruh polsek di Bumi Tegar Beriman juga bergerak memeriksa pasar. Polres juga akan menggelar pasar murah guna mengantisipasi terjadi kenaikan,” ucapnya.

Pembentukan ini disambut baik Kepala Bidang Perdagangan pada Diskoperindagop Kabupaten Bogor, Jona Sijabat. Menurut dia, stok pangan kabupaten sejauh ini masih terbilang aman. Artinya, jumlah bahan pangan jelang Ramadan dan Idul Fitri tidak bermasalah.

Dia menambahkan, kebutuhan Kabupaten Bogor selama Ramadan dan hari raya cukup tinggi. Yakni, beras sebanyak 50 ribu ton dengan stok 40 ribu ton. Stok ini masih ditambah pasokan dari luar daerah sebanyak 3.000 ton. Kemudian kebutuhan gula pasir sebanyak 5.000 ton dengan stok 3.500 ton dan pasokan luar daerah 2.000 ton. Sementara tepung terigu sebanyak 3.000 ton, dengan stok 2.000 ton, dan 1.500 ton pasokan luar daerah.

“Adapun minyak goreng sebanyak 6.000 ton dengan stok 4.500 ton, dan pasokan luar 3.000 ton,” imbuhnya.

Di bagian lain, Muspida Kota Bogor pun bersiap untuk membentuk tim satgas pengawasan pangan. Kapolresta Bogor Kota Kombes Ulung Sampurna Jaya mengatakan, tim satgas tersebut juga mengajak sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) Kota Bogor. “Baik itu dari Satpol PP, PD Pasar Pakuan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), serta instansi lainnya,” kata Ulung.

Menurutnya, tim tersebut bekerja dengan berbagai cara, mulai mengawasi jalur transportasi distribusi komoditas pangan, hingga berkeliling dengan menyambangi tempat- tempat yang rawan untuk dijadikan lokasi penimbunan barang.

“Kita akan menjaga stabilitas harga. Menjaga dan mengawasi jalur transportasi maupun keberadaan barang, jangan sampai ada penimbunan- penimbunan barang, yang bisa menyebabkan harga menjadi naik,” kata dia.

Melalui tim satgas pangan, pihaknya juga memberi penyuluhan kepada pihak yang berpotensi terlibat dalam distribusi komoditas agar tidak melakukan penimbunan. Sehingga, jika mendapati kegiatan tersebut, tim satgas tak segan menindak.

“Jangan sampai ada niat seperti itu. Menimbun dan menyimpan barang-barang, sehingga pada saatnya nanti harga bisa naik. Karena dari Bulog barang itu sudah cukup kan ya, dan tidak mungkin ada kekurangan,” ucapnya.

Jelang Ramadan ini, pihaknya bersama Pemkot Bogor bakal mengadakan operasi pasar untuk memastikan stabilnya harga komoditas pangan. Kriteria stabil, menurutnya, harga yang dijual di pasar tidak melebihi ketentuan harga yang ditetapkan oleh pemerintah pusat. “Sembari memeriksa komoditas pangan yang dijual pedagang. Kalau menemukan barang busuk, maka akan kami sita, kami buang, kemudian diusut ada unsur kesengajaan atau tidak. Jadi, jangan sampai barang itu busuk,” tandasnya.

Kepala Bidang Sarana dan Komoditas Perdagangan Disperindag Kota Bogor, Teddy Setiadi, mengaku siap menggelar operasi pasar tersebut. Giat itu akan dilakukan jika harga komoditas di pasar sudah di atas angka 10 persen dari harga normal. “Operasi pasar kalau kenaikan harga lebih dari 10 persen,” singkatnya.

Sementara itu, Kepala Unit Pasar Bogor Arief Budiman mengatakan, harga sembilan bahan pokok di Pasar Bogor relatif stabil. Hanya ada beberapa bahan pangan yang mengalami kenaikan harga ketika memasuki Mei, yakni harga cabai merah keriting. Jika harganya periode akhir April Rp26 ribu per kilogram, kini harganya melambung jadi Rp32 ribu per kilogram. “Mengenai harga bisa dikatakan stabil, tidak ada kenaikan yang begitu signifikan,” terangnya. (don/cr3/c)