25 radar bogor

Petani Harus Jual ke Industri

ANJLOK: Seorang petani singkong mengumpulkan hasil panennya sebelum dijual ke tengkulak atau pasaran. ILUSTRASI

PAMIJAHAN–Petani singkong di Pamijahan diimbau menjual produknya ke industri. Imbauan itu disampaikan Direktur Utama PD Pasar Tohaga Eko Romli kepada Radar Bogor, kemarin (2/5). Menurutnya, hanya kalangan industrilah yang bisa menjembatani para petani menjual singkongnya.

“Sekarang tinggal mencari solusi, siapa yang harus menjembatani mereka, karena PD Pasar Tohaga sendiri belum bisa mengeluarkan kewenangan untuk itu,” ujarnya.

Ia menyebut, perusahan yang dipimpinnya hanya memiliki wewenang untuk memantau pasokan dan harga. Namun, ia mengakui hal itu belum bisa menjaga stabilitas harga. Ia sendiri belum tahu penyebab kenaikan harga singkong di Pamijahan.

Hanya saja, faktor tengkulak kemungkinan bisa menjadi pemicu penurunan harga. “Kalau di beberapa wilayah, seperti Jasinga, Ciluar, Nanggung hingga Cisarua, harga singkong masih stabil, kisaran Rp2.500 hingga Rp3.500 per kilogramnya,” terangnya.

Diberitakan sebelumnya, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bogor Nurianti membenarkan harga singkong mengalami penurunan. Menurutnya, penurunan harga ini terjadi karena pasokan yang berlebih.

“Saat harga singkong bagus, banyak masyarakat yang menanam singkong, termasuk petani yang biasa menanam padi,” terangnya.

Ia bahkan mengimbau kepada petani untuk beralih ke tanaman lain, misal padi atau sayuran. “Kami menganjurkan selalu untuk petani agar tidak latah. Tapi jika harga singkong sedang bagus, kita tidak bisa melarang mereka juga, ka?rena itu keputusan mereka, walaupun kami sering mengimbau,” terangnya.

Terpisah, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bogor Sutrisno mengungkap?kan, jika pasokan singkong di pasaran tidak berlebih, bahkan cenderung normal. Ia mensinyalir, penurunan harga ini disebabkan ulah tengkulak.

“Biasanya kalau harga sedang booming tengkulak suka memainkan harga. Tapi kalau pasokan di pasar banyak, harganya pasti akan jatuh,” tandasnya.(cr4/c)