25 radar bogor

Pertolongan Pertama pada Penderita Jantung

Anda memiliki kerabat dengan riwayat penyakit jantung? Tak ada salahnya membekali diri dengan kemampuan bantuan hidup dasar (BHD) karena itu akan bermanfaat untuk memberikan harapan hidup bagi pasien pingsan yang denyut nadinya terhenti.Anda memiliki kerabat dengan riwayat penyakit jantung? Tak ada salahnya membekali diri dengan kemampuan bantuan hidup dasar (BHD) karena itu akan bermanfaat untuk memberikan harapan hidup bagi pasien pingsan yang denyut nadinya terhenti. BHD juga dikenal dengan basic life support (BLS). Itu merupakan suatu tindakan sesegera mungkin menyelamatkan nyawa seseorang.
Dokter Saskia Dyah Handari SpJP dari Siloam Hospitals Surabaya, Jawa Timur, merunut tahapan BHD. Cara yang pertama dilakukan adalah coba memanggil dengan suara lantang dan menggerakkan badan orang yang tidak sadar itu. Bila tidak ada respons, langsung cek nadi di leher. Bila nadi tidak berdenyut, segera lakukan pijat jantung. Tujuannya adalah menjaga aliran darah berjalan ke semua organ. Cara pijat jantung adalah meletakkan kedua tangan kita di dada orang yang tidak sadar. Lengan lurus dan tekanan pijatan harus sangat kuat.”Kalau di tempat kejadian ada AED, langsung minta seseorang untuk mengambil AED sembari kita terus melakukan pijat jantung,’’ imbuh Saskia.
Jangan lupa juga memberikan napas buatan. Hitungannya, dalam sekitar 30 kali pijat jantung, selingi dua napas buatan. Setelah AED datang, langsung buka wadahnya dan ikuti petunjuknya.
Umumnya, kita tinggal mengambil patch (tempelan) yang dipasangkan di dada kanan dan kiri. ”Setelah dihidupkan, AED itu mengeluarkan tahapan instruksi, dengarkan saja,’’paparnya.
Saat patch ditempelkan ke dada kanan dan kiri, saat itu juga alat akan mendeteksi gangguan irama yang terjadi pada kondisi henti jantung.
Bila yang terjadi adalah fibrilasi ventrikel, alat akan mengeluarkan kejut listrik untuk menormalkan irama jantung. Bila sudah berangsur normal, biarkan alat yang bekerja.
Namun, penolong tetap memperhatikan suara instruksi dari alat AED. Saat tidak terdeteksi fibrilasi ventrikel, alat bakal menyuruh penolong terus melakukan pijat jantung.
Saskia menjelaskan, fibrilasi ventrikel adalah gangguan irama jantung yang fatal. Jantung hanya menggelepar, tidak memompa aliran darah ke seluruh tubuh. Bila tidak ditolong sesegera mungkin, orang yang terserang fibrilasi ventrikel bisa kehilangan nyawa.
Menurut Saskia, semua orang bisa terserang fibrilasi ventrikel. Tapi, orang-orang dengan penyakit jantung punya risiko lebih besar terserang fibrilasi ventrikel.
Mulai jantung koroner, jantung katup, jantung bawaan, hingga penyakit otot jantung. Yang paling penting dari AED sebenarnya adalah bagaimana menghilangkan keraguan masyarakat awam untuk melakukannya. (ina/c17/ayi)