25 radar bogor

Peneliti Belia Berprestasi Butuh Uluran Tangan

BOGOR–Prestasi membanggakan diraih Ni Putu Xyieloveeda Sequioa atau akrab dipanggil Selo. Berkat penelitiannya dari limbah  tulang ayam, siswa kelas dua SMP Mardi Waluya Bogor ini berhasil lolos hingga babak grand final dalam lomba peneliti belia nasional.

Bahkan, Selo diun­dang khusus untuk ikut dalam ajang yang sama di tingkat inter­na­sional, 1st Interna­tional RMC Young Scientist Confe­rence & Exhibition 2017 di Kuala Lumpur Malay­­sia pada 10-15 Juli mendatang.

Tentu saja, undangan perlombaan itu men­jadi kabar gembira untuk Selo. Tetapi, kondisi keuangan keluarga dan sekolahnya membuat mimpinya masih menggantung. Pasalnya, Selo membutuhkan biaya tidak sedikit untuk akomodasi kegiatan tersebut.  “Biayanya bisa mencapai Rp20 juta untuk ongkos pesawat pulang pergi dan penginapan,” keluh ayah Selo, Harry Mulyadi saat berkunjung ke Graha Pena Radar Bogor, kemarin (20/4).

Menurut Harry, undangan itu merupakan kesempatan luar biasa yang diberikan pada anaknya karena bisa membawa harum nama Kota Bogor termasuk Indonesia. “Sebetulnya sekolah sudah mendukung dan membantu, tapi hanya sampai grand final. Untuk ke luar negeri, mereka tidak bisa karena tak ada dananya,” jelasnya.

Oleh sebab itu, kata Harry, dirinya mengetuk kepedulian siapa pun yang bersedia membantu anaknya.  “Saya sudah datang ke dinas pendi­dikan, tapi belum bisa bertemu langsung dengan kadisdiknya. Apa pun caranya berusaha ditempuh, makanya kami minta bantuan media,” tambahnya.

Harry mengatakan, kegigihan anaknya menyiapkan penelitian itu patut diacungi jempol. “Karena itu, saya harus mendu­kungnya,” tegasnya. Awal pengam­bilan ide tersebut, kata Selo, ketika keluarganya sering melihat banyak tulang ayam yang dibuang orang-orang di rumah-rumah, restoran maupun pedagang kaki lima. “Dari situ, saya berpikir bisakah tulang ayam dimanfaatkan. Setelah cari sumber sana-sini, akhirnya limbah ini diolah sedemikian rupa, hingga jadi pakan untuk ayam,” jelas Selo.

Nah, ternyata, bidang peneli­tiannya itu menarik  dan diun­dang ke Malaysia. Ia juga menga­kui, penelitiannya dilakukan berdua dengan teman sekelas­nya, Juan Kelvin Immanuel.

“Ia mundur karena soal biaya ini, tapi saya ingin usaha dulu dan kebetulan pen­daftarannya diper­pan­jang,” pungkasnya.(pia)