25 radar bogor

Dari Coba-coba Jadi Kesukaan

SAMA-SAMA HOBI: Putu dan Maria sama-sama aktif di Korps Wanita Angkatan Udara.

Dua Penerjun Payung Wanita Berprestasi
Pena tak pernah kering menulis perjuangan perempuan Indonesia. Seperti kisah Putu dan Maria. Dua sosok Kartini muda yang berjuang lewat udara. Mereka menjuarai terjun payung tingkat nasional dan internasional. Melalui parasutnya, berbagai medali emas dibawa pulang keduanya.

“Zero…zero..zero!” Sahutan teriakan di tengah landasan udara (Lanud) Atang Sendjaja Bogor menggema ke seantero lapangan. Seorang perempuan mendarat di titik nol. Dari kejauhan, perempuan itu berlari kecil. Sedikit tersangkut tali parasut yang dikenakannya, dia tetap terlihat gesit menghampiri teman-teman satu timnya di dunia angkatan udara.

“Terima kasih semua. Saya tidak menyangka, Pak. Ini berkat latihan kita selama ini,” ungkapnya disambut peluk para anggota Tim Penerjun Skydive Kalimantan Barat Universitas Tanjungpura (Untan). Perempuan berkulit putih itu bernama Ni Putu Irma Purnama Dewi (26).

Dari udara ia persembahkan juara satu kelas putri perorangan untuk Kartini. Dara kelahiran Dili, 5 September 1990, itu berjuang merebut berbagai kejuaraan terjun payung.

Bagi Putu –panggilan akrabnya– terjun payung memiliki keasyikan tersendiri. Hobinya itu mengantarkannya menorehkan segudang prestasi. Saat masuk Kowan (Komando Wanita) TNI AD, Putu berdinas di Kodam IX Udayana Bali pada 2009. Dirinya terpilih sebagai prajurit Kopassus Batu Jajar. Di sinilah, awal mula perkenalannya dengan parasut pada pelatihan para dasar terjun. “Saya dulu pertama masuk Kopassus. Takut itu manusiawi. Setelah mencoba dan mencoba, ternyata penasaran itu lama-lama berubah jadi suka,” tuturnya kepada Radar Bogor.

Sejak itu, dirinya mulai mengikuti perlombaan tingkat pemula.  Juara satu pada Porda Jabar menjadi awal prestasinya. Medali seolah tak berhenti dikalungkan. Putu kembali menempati posisi satu dalam kejuaraan Panglima TNI Cup.

“Dari awal ini, saya dikirim sebagai wakil Indonesia di tiga kali CISM. Pertama CISM Tiongkok, Korea, dan Rusia. Terakhir di CISM Indonesia juara satu,” ucapnya. Putu kini berdinas di Kodam IXII Tanjungpura Kalimantan Timur.

Selain Putu, Maria Melda Ngaibawar (28) meraih juara dua di Air Games 2017 pada Bulan Dirgantara dalam rangka HUT ke-71 TNI AU. Maria juga salah satu sosok Kartini lain. Perempuan berdarah Ambon itu sejak kecil hobi melihat parasut.

Di Ambon, Maria sering sekali keluar rumah. Untuk sekadar melihat para tentara atau atlet terjun payung. “Karena sejak kecil suka melihat parasut mengembang di udara,” aku perempuan kelahiran  Namlea, Maluku, 17 Mei 1989 itu.

Pilihannya masuk menjadi Kopassus juga tak lepas dari keinginannya untuk bisa terjun sesering-seringnya. Kecintaannya kepada skydive bahkan membuat dirinya kerap mengoleksi poster terjun payung. Bakatnya muncul saat pelatihan para dasar Kopassus Batu Jajar.

“Sudah dua kali ikut CISM di Tiongkok, Kasa AU tahun kemarin juara tiga. Saya bersyukur tahun ini naik jadi ke peringkat dua,”ungkapnya.(don/c)