25 radar bogor

LIPI Temukan Spesies Baru Katak dan Burung

Spesies baru katak dan burung yang ditemukan LIPI.
Spesies baru katak dan burung yang ditemukan LIPI.

CIBINONG-RADAR BOGOR, Di tengah krisis keanekaragaman hayati saat ini, Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menemukan spesies baru katak dan burung. Keduanya ditemukan dari hasil ekspedisi oleh peneliti.

Katak tanduk Kalimantan (Megophrys kalimantanensis) merupakan jenis katak yang baru saja dideskripsikan oleh tim peneliti.

Peneliti Bidang Herpetologi Pusat Penelitian Biologi LIPI, Amir Hamidy menjelaskan, katak tanduk Kalimantan (Megophrys kalimantanensis) merupakan jenis katak yang baru saja dideskripsikan oleh tim peneliti.

Amir menjelaskan, morfologi katak tanduk Kalimantan ini sangat mirip dengan katak tanduk pinokio (Megophrys nasuta) yang tersebar luas mulai dari Sumatera, Kalimantan, Semenanjung Malaya serta pulau-pulau kecil di sekitarnya.

Dia mendeskripsikan, jenis ini memiliki tanduk (dermal accessory) pada bagian moncong dan mata yang lebih pendek jika dibandingkan dengan katak tanduk pinokio. Juga sepasang lipatan lateral tambahan pada sayap.

Secara akustik, suara individu jantan dari jenis baru ini memiliki variasi yang lebih banyak dan lebih panjang jika dibandingkan dengan katak-tanduk pinokio.

“Berdasarkan hasil analisis dari tiga metode pendekatan tersebut kami menyimpulkan bahwa jenis tersebut merupakan jenis baru dan kemudian diberi nama Megophrys kalimantanensis,” jelas Amir lagi.

Selain itu, peneliti LIPI juga berhasil menemukan tiga spesies baru katak wayang dari hutan dataran tinggi Sumatera.

“Genus Sigalegalephrynus memiliki lebih banyak spesies endemik dibandingkan genus kodok lainnya di Indonesia,” beber Irvan Sidik, peneliti dari Pusat Penelitian Biologi LIPI.

Sambungnya, hasil analisis filogenetik mengindikasikan terdapat perbedaan taksonomi antara kodok di dataran tinggi utara dan selatan.

“Hasil identifikasi karateristik morfologis, genetik dan akustik dari ketiga spesies baru tersebut berbeda dengan dua spesies genus Sigalegalephrynus sebelumnya. Yaitu Sigalegalephrynus mandailinguensis, dari gunung Sorikmarapi, Sumatera Utara dan Sigalegalephrynus minangkabauensis dari Gunung Kunyit, Jambi,” ujar Irvan.

Selain katak, penemuan burung jenis baru Myzomela Prawiradilagae berkontribusi menambah daftar panjang temuan satwa endemik burung di Indonesia.

“Secara fisik, Myzomela prawiradilagae memiliki kemiripan warna dengan Myzomela dammermani dari Sumba dan Myzomela vulnerata dari Timor,” terang peneliti bidang ornitologi Pusat Penelitian Biologi LIPI, Mohammad Irham.

Irham mengaku, penamaan burung jenis baru dari pulau Alor ini merupakan bentuk penghargaan kepada peneliti senior bidang ornitologi LIPI, Dewi Prawiradilaga atas kontribusi besarnya untuk pengembangan penelitian ekologi dan konservasi burung Indonesia.

Dirinya menjelaskan, meskipun burung pemakan madu alias nektorivora tersebut secara filogenetik berkerabat dekat dengan Myzomela kuehnidari pulau Wetar, Maluku. Namun dilihat dari karakter morfologi, bioakustik dan ekologi memiliki perbedaan siginfikan. (dka/c)