25 radar bogor

Tim Relawan Kemanusiaan Bogor Sisir Hutan Sambangi Pengungsi Ambon

Tim Kemanusiaan Bogor menyusuri hutan Desa Hatusua (kiri). Paramedis mengobati pengungsi yang terluka (atas).
Tim Kemanusiaan Bogor menyusuri hutan Desa Hatusua (kiri). Paramedis bersiap mengobatoo pengungsi yang terluka.

AMBON – RADAR BOGOR, Ratusan warga Ambon Provinsi Maluku memilih mengungsi ke hutan dan sejumlah perbukitan di desa-desa mereka pascagempa bermagnitudo 6,5 yang mengguncang wilayah tersebut, Kamis (26/9/2019) lalu.

Warga memilih meninggalkan rumah dan bertahan di lokasi pengungsian. Adanya informasi bohong alias hoaks semakin membuat warga waswas dan engggan pulang.

Begitulah temuan Tim Relawan Radar Bogor di Desa Hatusua, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Provinsi Maluku. Desa ini berada di Pulau Seram yang terletak sebelah utara Pulau Ambon. Untuk ke sana relawan harus menumpangi kapal fery dari Ambon.

Menurut Koordinator Relawan Radar Bogor, Benny Irawan lokasi ini terbilang masih minim bantuan medis. Apalagi mayoritas warga memilih bertahan di hutan karena khawatir akan gempa susulan yang hingga kemarin masih terasa. “Masyarakat tidak mau tidur dirumahnya. Mereka takut mau ada gempa susulan,” kata Benny.

Meski begitu, hal itu tak menyurutkan tim untuk terus mendatangi lokasi – lokasi pengungsian. Ribuan paket obat – obatan berbagai jenis masih terus disalurkan kepada para pengungsi. Hingga tadi malam ada 134 pasien yang ditangani tim relawan.

“Mayoritas terkena dispepsia atau gangguan pencernaan, pegal-pegal, ISPA, diare, gatal-gatal, dan hipertensi,” ungkap Dokter dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor yang tergabung Tim Relawan Radar Bogor, dr Suparno.

Lokasi pengungsian yang berada di tengah hutan memang menjadi tantang tersendiri bagi tim. Mulai dari signal telepon selular yang sulit hingga jauhnya jarak pengungsian yang satu dengan yang lain.

“Bahkan malam ini kita juga harus gelap – gelapan mengandalkan lampu senter dan lampu handphone untuk pelayanan ke masyarakat. Kami juga harus keluar sejauh tiga kilometer untuk mendapatkan signal,” pungkasnya. (dka/c)