25 radar bogor

Tiga Kecamatan Terparah Kekeringan, Pemkab Buat Sumur Bor di Timur

Kemarau
Warga tengah menggunakan sisa air sungai yang sudah kering akibat kemarau. Hendi/Radar Bogor
Ibu-ibu tengah mencuci pakaian mengandalkan kubangan air sisa di sungai yang ada di kawasan timur Kabupaten Bogor. Hendi/Radar Bogor

CARIU-RADAR BOGOR, Meski beberapa wilayah Bogor sempat diguyur hujan, namun nyatanya tak menambah pasokan air di timur Kabupaten Bogor. Beberapa lokasi di sana hingga saat ini masih mengalami kekeringan. Tiga di antara yang terparah adalah Jonggol, Tanjungsari, dan Cariu.

Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Bogor, Hadi Saputra menjelaskan, wilayah timur kabupaten berbeda dengan wilayah Bogor bagian tengah ke barat yang masuk non zona musim. Dengan begitu, untuk wilayah non zona musim ini dapat dipastikan di tiap bulannya mendapatkan hujan.

Berbeda dengan bagian timur yang termasuk wilayah zona musim kemarau tahun ini. Menurut Hadi, letak geografis wilayah tersebut sangat mempengaruhi kondisi cuaca dan iklim di daerah yang termasuk wilayah zona musim.

Selain itu, kata Hadi, indikasi lainnya diakibatkan wilayah tersebut sangatlah jauh dari pegunungan. Sehingga awan hujan yang berada di sekitar pegunungan Salak misalnya, tidak dapat menjangkau lokasi di tiga wilayah Kabupaten Bogor ini.

“Wilayah timur jauh dari pegunungan. Makanya awan hujan yang berada di langit Gunung Salak tidak sampai ke sana,” ungkapnya kepada Radar Bogor, kemarin.

Hadi menyebutkan, musim kemarau berkepanjangan ini diperkirakan akan terus terjadi hingha awal November 2019. Warga diminta agar tetap berhemat dalam penggunaan air bersih. “Warga harus tetap berhemat saat penggunaan air bersih,” tandasnya.

Menanggapi dampak dari musim kemarau tahun ini, rencananya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor akan menggelontorkan dana Rp10 miliar untuk mengatasi kekeringan yang terjadi hingga saat ini.

Kepala Dinas Pembangunan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kabupaten Bogor, Soebiantoro menerangkan, beberapa waktu lalu Kementerian ESDM memberikan bantuan sumur bor dan tanki air di Kecamatan Cariu. Bantuan yang diberikan ini dapat menjadi contoh Pemkab mengatasi kekeringan.

Meski begitu, bantuan dari kementerian tersebut belum dapat dipasang di sejumlah titik wilayah terdampak dikarenakan belum masuk kedalam Sistem Informasi dan Manajemen Perencanaan, Penganggaran, dan Pelaporan (SIMRAL) 2019 yang menjadi dasar agar mendapatkan pos anggaran APBD.

Soebiantoro juga berjanji bahwa pemasangan sumur bor dan tanki air yang akan dipasang di 40 titik di Kecamatan Cariu akan dianggarkan sebanyak Rp250 juta per titiknya.

“Rencananya nanti kami akan lapor ke Bupati dan Ketua tim Transparansi Pengelolaan Anggaran Daerah (TPAD). Mudah-mudahan dapat dianggarkan di tahun depan,” jelasnya.

Sumur bor yang digali nantinya memiliki kedalaman 132 meter dengan kapasitas penampungan sebanyak 1500 meter kubik. Sumur bor tersebut juga mampu melayani kebutuhan air bersih warga berjumlah 2880 jiwa. (rp1/c)