BOGOR-RADAR BOGOR,Museum Zoologicum Bogoriense (MZB) genap berusia 125 tahun pada 2019. Museum yang menyimpan lebih dari 2,8 juta spesimen ilmiah dari berbagai spesies ini, memiliki perjalanan panjang sejak didirikan Dr. J.C Koningsberger pada 1894.
Dengan lebih dari dua juta koleksi spesiemen, MZB berperan penting sebagai referensi ilmiah dan objek dalam berbagai penelitian keanekaragaman dan potensi satwa Indonesia.
Saat ini, MZB berada di bawah pengelolaan Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Dalam rangka mengomunikasikan koleksi dan hasil penelitiannya, MZB mengadakan kegiatan Jelajah Satwa dan Butterfly Race pada Minggu (8/9) di museum pameran MZB, kawasan Kebun Raya Bogor (KRB). Rangkaian kegiatan bahkan direncanakan hingga Desember untuk menyambut 125 tahun MZB.
“MZB ingin berinteraksi dengan masyarakat dan menciptakan momen perayaan melalui diseminasi hasil-hasil kerja MZB. Diharapkan kegiatan ini dapat menambah wawasan masyarakat sekaligus juga mengenalkan fungsi dan peranan MZB dalam pembangunan Indonesia,” ujar Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI, Enny Sudarmonowati kepada Radar Bogor.
Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Pusat Peneliian Biologi LIPI, Joeni Setijo Rahajoe menjelaskan, beberapa kegiatan yang akan diselenggarakan adalah Jelajah Satwa dan Butterfly Race. Jelajah satwa bertujuan mengenalkan anak pada satwa-satwa khas Indonesia serta melatih kemampuan mereka mengamati satwa. Peserta juga akan diajak mengamati spesimen koleksi MZB dan mengamati beberapa satwa hidup menggunakan peralatan yang umum digunakan oleh para peneliti. Sementara Butterfly Race adalah lomba pengamatan dan identifikasi langsung koleksi kupu-kupu yang ada di Kebun Raya Bogor. “Kegiatan ini bertujuan meningkatkan peminatan dan pendataan jenis kupu-kupu di Indonesia terutama untuk kalangan mahasiswa dan pelajar,” jelas dia.
Kepala Bidang Zoologi Pusat Penelitian Biologi LIPI, Cahyo Rahmadi menambahkan, perayaan 125 tahun MZB juga akan diisi dengan MZB Talk yang bekerja sama dengan National Geographic Indonesia dan Fauna & Flora International. Sesi ini akan membahas penggunaan teknologi dalam kegiatan monitoring satwa dan praktik kerja jurnalistik dalam eksplorasi kehidupan satwa liar. “Sesi ini bermanfaat bagi peneliti, pegiat konservasi satwa liar serta jurnalis,” terang Cahyo.
Sedangkan Panggung Anak akan menghadirkan peneliti tikus ompong dari Pusat Penelitian Bioogi LIPI, Anang Setiawan Achmadi, yang akan menjelaskan tentang penemuan spesies serta sejarah MZB. “Selain itu juga ada Dongeng Satwa bersama Komunitas Dongeng Kota Hujan, serta pelatihan merakit robot satwa bekerja sama dengan Roboqu,” papar Cahyo.
Rangkaian kegiatan perayaan HUT Ke-125 MZB ini diharapkan Cahyo dapat menambah wawasan masyarakat tentang satwa Indonesia.
“Selain itu juga mengenalkan fungsi dan peranan MZB dalam pelestarian kekayaan hayati Indonesia lewat cara yang menyenangkan,” tutupnya.(/c)