25 radar bogor

Miris! 188.996 Balita di Kabupaten Bogor Tumbuh dengan Gizi Buruk

Ilustrasi Gizi Buruk

CIBINONG-RADAR BOGOR, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor mendata ada sekitar 188.996 balita di Kabupaten Bogor yang tumbuh dengan gizi buruk atau stunting hingga akhir 2018 lalu.

Bupati Bogor, Ade Yasin mengatakan, hal itu disebabkan adanya kesalahan pola asuh pola makan dan sanitasi di tengah masyarakat, sehingga diperlukan edukasi menyeluruh kepada seluruh masyarakat.

Menurut Ade, stunting merupakan suatu kondisi yang ditandai ketika panjang atau tinggi badan anak, kurang jika dibandingan dengan usianya.

Dengan kata lain, stunting adalah kondisi di mana anak mengalami gangguan pertumbuhan sehingga menyebabkan tubuhnya lebih pendek dibanding teman seusianya.

“Saya juga kadang masih bingung. Stunting apa bedanya dengan pendek. Kalau pendek kan belum tentu stunting. Tapi kalau stunting sudah pasti pendek,” kata Ade dalam kegiatan Mothers Programme di Sekretariat Daerah Kabupaten Bogor, Kamis (12/9/2019) pagi.

Mothers Programme sendiri menyasar para Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), agar memberi penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya pola asuh, pola makan dan sanitasi

Meski angka 188.996 balita stunting sangat minim dibanding 5,8 juta penduduk Bumi Tegar Beriman, Ade menilai angka itu cukup besar.

“Kam ada pelatihan pola hidup bersih dan sehat. Nah tapi ini jangan jadi seremonial saja. Harus diimplementasikan di tengah masyarakat. Ditularkan pengetahuannya. Karena angka stunting itu terlalu besar buat saya,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua Pokja IV TP PKK Jawa Barat, dr Siska Gervianti menjelaskan, ada delapan daerah yang menjadi fokus dalam pelatihan perilaku hidup bersih dan sehat untuk mencegah stunting.

“Kabupaten Bogor salah satunya di sambing Garut, Sumedang, Kabupaten Bandung, Tasikmalaya, Sukabumi, Karawang dan Subang,” kata Siska.

Menurutnya, secara keseluruhan di Jawa Barat terdapat 2,7 juta balita stunting dan telah menjadi perhatian serius Gubenur Ridwan Kamil agar Jawa Barat menjadi zero stunting pada 2023 nanti.

“Strateginya melakukan pendekatan kepada remaja, ibu hamil, lalu setelah melahirkan, bayi diawasi sampai anak-anak itu berusia dua tahun,” katanya. (dka/b)