25 radar bogor

Pemkot Gaet PT INKA Survey Lapangan Proyek Trem, Berikut Alternatif Rutenya

Ilustrasi Trem
Ilustrasi Trem

BOGOR–RADAR BOGOR, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor rupanya bersikukuh untuk mendatangkan moda transportasi massal trem ke Kota Hujan.

Setelah Wakil Wali Kota, Dedie A Rachim mengunjungi langsung produsen trem bertenaga baterai PT INKA di Madiun belum lama ini. Giliran PT INKA Madiun yang berkunjung ke Kota Bogor, membahas teknis penyiapan jalur dan stasiun trem, di Paseban Narayana, Balai Kota, Rabu (11/9/2019).

Wakil Wali Kota, Dedie A Rachim mengatakan, Pemkot Bogor sedang mencari formula bagaimana ke depan sistem transportasi di Kota Bogor, sebagai antisipasi adanya LRT, secara tepat diisi oleh satu moda transportasi massal yang tidak hanya sesuai dengan kebutuhan, namun juga skema pembiayaan.

“Salah satunya yang kami perhatikan, PT INKA ini kan produsen industri perkereta apian dalam negeri, yang tentu harus kami jadikan salah satu pertimbangan bahwa Kota Bogor mungkin akan menggunakan produk dari PT INKA ini sebagai sebuah langkah mendukung berkembangnya industri perkereta apian dalam negeri,” jelas Dedie.

Dikatakannya, dalam hal ini, PT INKA langsung melakukan survei lapangan, menyesuaikan dengan spesifikasi produk yang dipunya.

Contohnya, sambung Dedie, karena PT INKA memiliki produk trem bertenaga baterai, tentu PT INKA harus mempertimbangkan apakah sistem traksinya cukup dan bisa untuk naik atau pun turun dengan kontur jalan yang ada di Kota Bogor.

“PT INKA lebih ke aspek teknisnya saja. Belum ada laporan dari PT INKA, kan mereka baru meninjau secara teknis saja,” katanya.

Pasca kunjungan ke PT INKA di Madiun, Dedie mengaku optimis bahwa ternyata dukungan industri dalam negeri cukup memadai, jika memang Pemkot Bogor serius memikirkan transportasi massal yang nantinya akan diimplementasikan di Kota Bogor.

“Ada partner yang mungkin bisa kami jadikan sebagai salah satu pihak ketiga yang memadai, jadi ternyata, kalau saya melihat belum tentu kami Kota Bogor memerlukan produk dari luar negeri. Siapa tahu dengan studi ini ada produk tepat yang memang bisa diimplementasikan dan buatan dalam negeri,” katanya.

Di kesempatan berbeda, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bogor, Rakhmawati mengungkap, nantinya trem direncanakan akan melaju di pusat Kota Bogor. Artinya di tengah kota tidak akan ada angkot, namun angkutan feeder tetap ada.

“Angkutan pengumpan tetap ada. Melihat kontur tanah Kota Bogor, kondisi masyarakat. Jalur-jalur yang dilintasi trem kan belum ada, masih kajian saja,” katanya.

Meski begitu, Rakhma menilai, trem memungkinkan melaju dari Terminal Baranangsiang, menuju SSA, lalu ke Jalan Dewi Sartika, Jalan Sawojajar, lalu berbelok kembali ke SSA hingga berakhir di Terminal Baranangsiang.

Lalu bisa juga, sambung Rakhma, dari Terminal Baranangsiang menuju Jalan Padjajaran dan Warung Jambu, pun dibuat alternatif jalur lainnya.

“Bisa saja memutar ke Jalan Ahmad Yani, Warung Jambu. Dengan adanya trem, jumlah angkot hilang kan periode pertama saja, yang sebenarnya harus sudah konversi, lebih kurang 800 unit – 1000 unit,” tandasnya. (wil/c)