25 radar bogor

Serius Tangani Orangutan, IPB University Kerjasama Borneo Orangutan Survival Foundation

BOGOR-RADAR BOGOR,Isu mengenai orangutan belakangan menjadi sorotan. Munculnya beragam masalah antara manusia dan orangutan menjadi salah satu penyebabnya. Tempat tinggal yang diambil secara paksa, berkurangnya sumber makanan, menurunnya jumlah orangutan tiap tahun merupakan segelintir dari banyak permasalahan yang terjadi di Indonesia.

Indonesia memiliki tiga spesies endemik orangutan yang menjadi perhatian dunia. Dua spesies dari Sumatera dan satu spesies dari Borneo. Berdasarkan data, jumlah orangutan di Borneo hanya tersisa 57.350 individu. Ini terjadi penurunan yang sangat signifikan sejak 2007 yakni 230.000 individu. IPB University, sebagai kampus yang peduli terhadap isu-isu kesejahteraan satwa, menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan yayasan penyelamat orangutan, Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF).

Kerjasama ini diharapkan membawa banyak inovasi baru dalam upaya menyelamatkan habitat dan genetik ratusan orangutan agar terhindar dari tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab dan kepunahan orangutan di Indonesia

Kerjasama ini ditandatangani oleh Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Sistem Informasi, Prof. Dodik Ridho Nurrochmat dengan Chief Executive Officer BOSF, Dr. Jamartin Sihite, dalam hal pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat serta pelestarian orangutan yang disaksikan langsung oleh Dekan Fakultas Kehutanan IPB University, Dr. Rinekso Soekmadi, M.Sc.F.Trop, Direktur Program Internasional IPB University, Prof. Iskandar Zulkarnain Siregar, para dosen dan mahasiswa IPB University.

Prof. Dodik Ridho Nurrochmat mengatakan, IPB dan BOSF sama-sama akan melakukan penelitian orangutan mengenai perilaku orangutan, pengembangbiakan dan rehabilitasi orangutan, sehingga dapat menyelamatan orangutan untuk kembali ke habitatnya. “Harapannya para peneliti IPB University dapat berkolaborasi dan bekerjasama dengan BOSF untuk membantu melestarikan dan mengembangbiakkan orangutan dengan baik, sehingga populasi orangutan di Indonesia tetap terjaga dengan maksimal.

Sementara Dr. Jamartin Sihite menjelaskan kerjasama ini untuk meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan terutama pentingnya melestarikan habitat dan populasi orangutan. IPB University memiliki para dosen dan peneliti yang ahli di bidang kehutanan yang dapat bersinergi dengan BOSF untuk membantu melestarikan orangutan di Indonesia.

Salah satu bentuk kerjasama ini juga adalah digelarnya IPB Talks ke-36 pada tanggal 30 Agustus di Ruang Sidang Sylva, Kampus Dramaga, yang dihadiri mahasiswa IPB University dari beragam disiplin ilmu. Acara rutinan ini diisi oleh dua dosen pakar orangutan dari IPB University yaitu Dr. Puji Rianti dari Departemen Biologi dan Dr. Dede A. Rahman dari Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata. Selain itu, Dr. Anton Nurcahyo selaku salah satu perwakilan dari BOSF turut serta memberi materi.

Dr. Anton memaparkan tahapan dalam konservasi orangutan. “Orangutan yang diselamatkan akan dipakaikan chip untuk monitoring. Lalu dilakukan rehabilitasi hingga siap untuk bisa dilepaskan. Namun sebelum dilepaskan, harus dilakukan semacam training agar orangutan tidak lupa jati dirinya sebagai orangutan. Setelah dirasa sudah mampu dilepasliarkan, baru akan dikembalikan ke habitatnya,” kata Dr. Anton.

Beberapa proyek yang akan dilakukan oleh IPB dan BOSF adalah penelitian mengenai genetika orangutan. Dr. Puji mengatakan bahwa penting mengetahui genetika dari orangutan. Jika penelitian genetika berhasil, maka bisa dibuat database orangutan yang baik. Hal ini akan membantu para pelaku konservasi untuk melepaskan orangutan di habitat yang sebenarnya.

Selain itu, Dr. Dede memiliki proyek membuat peta tempat yang cocok untuk habitat orangutan di Batang Toru. Dr. Puji adalah peneliti orangutan dan menjadi salah satu anggota tim yang menemukan spesies baru orangutan di Tapanuli. Sedangkan Dr. Dede telah lama meneliti bekerja di bidang konservasi orangutan. (ASK/wal/ris)