25 radar bogor

Wapres JK Desak Gubernur Soal Lahan UIII

Selain Walikota Depok Mohammad Idris dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, hadir pula Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Syafruddin, Menteri Komunikasi dan Informasi Rudiantara, serta Rektor UIII Komaruddin Hidayat.

DEPOK-RADAR BOGOR,Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) lebih intens meninjau pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII), di Kelurahan Cisalak, Kecamatan Sukmajaya, Kamis (22/8/19).

JK tiba di lokasi proyek UIII sekitar pukul 08.30. JK langsung menuju proyek pembangunan meninjau dan mendengarkan pemaparan dari petugas proyek pembangunan kampus UIII. Ia terus menyoroti tiga kontraktor negara yang sedang melaksanakan pembangunan tersebut.

Karena tidak bersinggungan langsung dengan warga, hanya PT Wika yang pembangunannya lancar. Dalam paket dua pembangunan UIII yang dikerjakan PT Wika, untuk membangun asrama mahasiswa serta rumah profesor mendapatkan apresiasi dari Wapres. Saat ini, proses asrama mahasiswa sudah dalam pembangunan toping up di lantai sembilan asrama mahasiswa.

“Kamarnya mirip hotel bintang empat,” kata JK, disambut tawa pejabat yang hadir di gedung asrama mahasiswa UIII.

Di sisi lain, JK mendesak Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil alias Emil, dan Walikota Depok Mohammad Idris segera menerbitkan Surat Keputusan (SK) penertiban untuk lahan lokasi pembangunan UIII. JK menilai, progres pembangunan kampus UIII sejauh ini sudah cukup maju, kecuali kendala lahan.

“Persoalan lahan urusan gubernur dan walikota, untuk segera terbitkan SK tentang penertibannya,” ujar JK kepada wartawan.

JK mengatakan, persoalan lahan ini harus segera diselesaikan dan dipercepat prosesnya. Sebab, pada tahun depan, kampus itu harus mulai dioperasikan. “Kami harap bisa selesai lahannya, bisa selesai cepat semua,” kata JK.

Selain terkendala lahan, pembangunan kampus UIII terkendala tower yang ada di lokasi belum dibongkar. Namun, terkait tower ini, kata JK, sudah ada persetujuan antara Menteri Agama dengan RRI untuk segera membongkarnya secara bertahap. “Nanti mudah-mudahan bulan depan, pertengahan September sudah selesai pembongkaran, sehingga bisa maju ke tahap pengerjaan selanjutnya,” harap JK.

Kampus UIII Depok dibangun di aras lahan seluas 142,5 hektare. Seluas 30 persen lahan di antaranya akan diisi bangunan dan 70 persen lainnya adalah lahan hijau untuk perlindungan flora dan fauna. Adapun Kalla meninjau di tiga titik pembangunan kampus yang dibangun di atas lahan eks pemancar RRI, Cisalak, Depok itu. Proyek pembangunan pagar keliling dan infrastruktur kawasan kampus UIII tahap 1- Paket III menjadi lokasi tinjauan pertama.

Proyek ini dibangun oleh PT Brantas Abipraya berupa pagar sepanjang 3159,49 meter dan panjang trase jalan 2360,33 meter. Di lokasi kedua, JK meninjau pembangunan perumahan dosen, asrama mahasiswa dan rehabilitasi bangunan MEP.

Lokasi tersebut akan dibangun 224 kamar untuk non difable dan 16 kamar untuk difable. Kemudian di titik akhir, Kalla meninjau yakni proyek pembangunan gedung rektorat, gedung fakultas, dan kawasan tiga pilar Kampus UIII.

Sementara itu, kendala hanya terjadi di paket tiga yang dikerjakan PT Brantas Abipraya dan paket satu dikerjakan PT Waskita. PT Waskita yang mengerjakan kawasan tiga pilar, yang terdapat gedung rektorat, serta perpustakaan malah belum dibangun sama sekali akibat permasalahan dengan warga yang belum selesai.

Begitupula yang dialami PT Brantas Abipraya, yang mengerjakan paket tiga lebih beruntung. Masalah yang terjadi hanya pada bangunan infrastrutur pagar dan jalan yang melintas di kawasan bersengketa dengan lahan yang sudah dikuasai warga.

“Kalau proyek PT Brantas sudah mulai berjalan, kendalanya hanya pada kawasan yang masih ditempati oleh warga,” kata PPPK UIII, Syafrizal.

Pantauan Radar Depok, kondisi infrastruktur sudah mulai dikerjakan dan digunakan kontraktor melakukan aktivitas, hanya jalan baru saja dikerjakan infrastruktur jalan di kawasan UIII sudah ada yang retak dan patah. Syafrizal menambahkan, dengan kedatangan Wapres JK ke lokasi untuk memastikan proyek segera berjalan, sesuai masa akhir pembangunan pada Februari 2020.