25 radar bogor

Kabupaten Bogor Lima Kali Diguncang Gempa Swarm, Fenomena Apa?

Ilustrasi gempa bumi
Ilustrasi gempa bumi

CIBINONG – RADAR BOGOR, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat adanya aktivitas gempa kecil atau swarm yang diam-diam tengah terjadi di Kabupaten Bogor, selama sepekan lebih kemarin.

Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, mengatakan dari sekian banyak gempa yang terjadi sejak Sabtu (10/8) lalu hingga Rabu (21/8).

“Banyak pertanyaan warga yang dilontarkan kepada BMKG terkait meningkatnya aktivitas gempa di wilayah Kabupaten Bogor ini,” ujar Daryono, Kamis (22/8).

Jika diamati, lanjutnya, rentetan gempa yang sedang berlangsung di Bogor saat ini, tampak bahwa fenomena gempa yang berpusat di Kecamatan Nanggung ini merupakan gempa tipe tiga, yaitu aktivitas gempa swarm.

Swarm adalah serangkaian aktivitas gempa yang terjadi di kawasan sangat lokal, dengan magnitudo relatif kecil, memiliki karakteristik frekuensi kejadian sangat tinggi, dan berlangsung dalam periode waktu tertentu.

Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa yang terjadi dibangkitkan oleh penyesaran dengan mekanisme yang merupakan kombinasi pergerakan mendatar dan naik (oblique thrust fault) dengan kecenderungan strike berarah utara-selatan.

“Dari hasil analisis ini ada dugaan bahwa swarm yang terjadi berkaitan dengan mekanisme penyesaran lokal. Analisis ini didukung dengan data bentuk gelombang yang menunjukkan fasa gelombang S (shear) yang tampak kuat dan jelas,” jelas dia.

Namun demikian hingga saat ini belum diperoleh referensi mengenai keberadaan struktur sesar aktif yang diduga menjadi pembangkit gempa swarm ini.

Hasil kajian yang dilakukan Pepen Supendi dkk pada 2018 sudah menyebutkan adanya klaster aktivitas gempa di barat daya Gunung Salak ini. Di klaster ini terjadi sembilan kali gempa selama periode 2011-2015 yang memiliki magnitudo M 2,0 hingga M 4,6.

Dalam peta seismisitas Jawa Barat dan Banten periode 1990-2000 juga tampak adanya klaster aktivitas gempa yang cukup mencolok di barat daya Gunung Salak. “Ini artinya aktivitas gempa Klaster Bogor ini sebenarnya sudah sering terjadi sejak lama,” jelas Daryono.

Bagi kalangan ahli, gempa swarm merupakan fenomena alam biasa. Namun karena fenomena semacam ini jarang terjadi dan masyarakat sebagian besar belum banyak memahaminya, maka wajar jika banyak warga yang merasa resah. Pada beberapa kasus gempa swarm biasa juga terjadi di zona gunung api.

“Untuk menjawab apakah fenomena swarm pada klaster Bogor ini dibangkitkan oleh aktivitas sesar (tektonik) atau vulkanisme, tampaknya perlu ada kajian yang lebih mendalam untuk menjawabnya,” ungkapnya.

Terlepas dari faktor penyebab pembangkit gempa swarm, yang pasti rentetan aktivitas gempa yang terjadi saat ini dan sebelumnya sudah cukup menjadi petunjuk bahwa adanya sumber gempa pada Klaster sebelah barat daya Gunung Salak. (*/int)