25 radar bogor

Sunda Land Ethnomusic Festival Kembali Diadakan

BOGOR-RADAR BOGOR, Komunitas Talataaki bekerja sama dengan ROCKMOUNTAIN kembali menghadirkan acara SUNDALND Ethnomusic Festival di tahun 2019 ini.

Mengusung tema “Nagarawangi”, seluruh acara dirangkai indah sebagai sebuah harapan agar Indonesia segera menjadi negara yang sanggup memberikan kesejahteraan sebesar-besarnya bagi setiap anak bangsa, percaya diri untuk bersama dengan bangsa-bangsa lain membangun sebuah dunia yang lebih baik.

Bangsa yang namanya semerbak penuh keharuman. Acara diskusi tetap akan tampil dengan format talkshow untuk membangun kesadaran akan jati diri sebagai bangsa besar sejak dahulu dan pagelaran musik yang memperlihatkan keluhuran rasa para leluhur Nusantara, namun yang kini tidak lagi menemukan kepedulian yang cukup dari kita untuk tetap lestari.

Pada sesi siang hari pada Jum’at, 23 Agustus 2019, akan tampil Dicky Zainal Arifin, Anand Krishna, Dhani Irwanto, dan Ahmad Y. Samantho untuk mengkaji peradaban- peradaban sangat maju yang diduga pernah berkembang di tatar Sunda, sedangkan pada sesi malam di hari yang sama, akan dipertunjukan kesenian Gondang Sabangunan dari tanah Batak dan kesenian Tarawangsa asli dari Rancakalong, Sumedang.

Acara pada hari Sabtu pagi, 24 Agustus 2019 akan diawali dengan Yoga untuk kesehatan dengan fasilitator Ananda’s Integral Meditative (AIM), dan siang hari akan diisi oleh lebih banyak budayawan dan seniman yang mumpuni.

Prof. Jakob Sumardjo, guru besar dari Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Bandung, akan mengawali sesi siang dengan memaparkan seni Pantun Sunda yang luar biasa itu.

Disusul kemudian dengan bincang-bincang tentang wangsit Siliwangi dalam konteks masa depan Indonesia bersama Dr. H. Iwan Dharmasetiawan Natapradja, pemimpin Yayasan Sawala Kandaga Kalang dari Bandung, A. Ruli Bahtirudin, S.H, dari kabuyutan Giri Tresna Wangi Sukabumi, H. Karyawan Faturahman, ketua Sunda Langgeng Wisesa dari Bogor dan E. Rokajat Asura, penulis buku laris “Tafsir Wangsit Siliwangi dan Kebangkitan Nusantara”.

Di malam hari, akan ada Dalang Drajat Iskandar, penemu wayang bambu khas Bogor, permainan rebab Bahar Eksotika, Mang Ayi & Wa Itok, maestro Kacapi Pantun dari Subang, juga Bi Raspih dari Ciamis, sang penjaga terakhir kesenian Ronggeng Gunung, serta Jalu Pratadina & Saat Syah, seniman kendang Sunda & suling yang sering tampil bersama musisi papan atas negeri ini.

Tidak ketinggalan petikan siter Romo Danang Purbaningrat, seniman mumpuni yang dikenal dekat dengan keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Partha Pratim Mukharjee dari Pusat Kebudayaan India di Jakarta yang mempertontonkan kelincahan tepakan pada gendang India Tabla, Anes Guo & Eni Agustien yang akan mengusung keindahan alat musik tradisional Cina, Guzheng.

Yang pasti juga akan ditunggu-tunggu adalah pesan-pesan leluhur yang membawa kebaikan bagi kehidupan, yang nanti akan disampaikan oleh Abah Lucky Hendrawan, budayawan Sunda dari Bumidega Sunda Academy yang dihormati, dan Abah Amin, sesepuh budaya Ciampea.

Penutup acara pada malam 24 Agustus itu adalah permainan kacapi pantun Sunda oleh Ki Dai dan Ki Akim dari Ciptagelar, Sukabumi. Dengan memilih tempat acara di Kampoeng Wisata Rumah Joglo yang terletak di daerah Ciampea, Bogor, SUNDALAND Ethnomusic Festival hendak mengirimkan pesan kepada masyarakat luas untuk mengingat kembali betapa penting Ciampea di masa lampau.

Ketika sungai-sungainya yang besar dan berkelok indah menjadi jalan yang membawa peradaban di bumi Parahyangan. Tempat para leluhur meninggalkan arca- arca penghormatan bagi sang pemilik sejarah buana, dimana mereka meletakan prasasti-prasasti kejayaan diri. Mari bersama-sama membangun Ciampea, tentu saja juga kawasan-kawasan di sekitarnya.(*)