25 radar bogor

Sejak Januari Perdagangan RI Tekor USD 1,89 Miliar, Ini Kata Archandra

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Archandra Tahar melihat pipa jaringan gas yang digunakan pada proyek pembangunan jaringan gas bumi untuk rumah tangga.
JAKARTA-RADAR BOGOR, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan neraca perdagangan Indonesia pada Juli 2019 mengalami defisit sebesar USD 63,6 juta. Angka ini memperbesar defisit neraca perdagangan. Sehingga, sejak awal tahun, defisit neraca perdagangan mencapai USD 1,89 miliar.
Ketika ditanya hal itu, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Archandra Tahar menyatakan, secara bulanan, defisit neraca perdagangan Juli tak terlalu buruk, dibandingkan rata-rata enam bulan pertama 2019. Archandra pun meminta masyarakat tidak pesimistis.
“Kalau mau menganalisanya berapa rata-rata 6 bulan pertama dengan berapa yang ada di bulan Juli 2019. Jadi, kita tidak melihat sesaat. Mungkin ada timing dan lain-lain. Kalau melihat rata-rata 6 bulan + 1 bulan seperti apa,” kata Archandra saat menghadiri rakor membahas mengenai neraca perdagangan Indonesia di kantor Kemenko Perekonomian, Kamis (15/8).
Menilik data BPS, Indonesia hanya mengalami defisit neraca perdagangan sebanyak tiga kali. Yakni, pada Januari 2019 sebesar USD 1,06 miliar, April 2019 sebesar USD 2,28 miliar, dan pada Juli 2019 sebesar USD 63,6 juta. Pada bulan-bulan selain ketiganya, neraca perdagangan mengalami surplus.
Akan tetapi, perlu diketahui besaran surplus tak sebanding dengan besaran defisit yang dialami Indonesia sepanjang 2019. Rinciannya, pada Februari yang mengalami surplus USD 329,9 juta, Maret (USD 670,8 juta), Mei (USD 218,5 juta), dan Juni (USD 297,3 juta). Alhasil, Indonesia masih tekor hampir USD 1,9 miliar secara kumulatif sejak awal tahun.
Menurut Archandra, pihaknya saat ini berusaha untuk mengurangi impor migas. Apalagi, katanya, pemerintah juga lagi gencar-gencarnya menyosialisasikan bahan bakar alternatif, agar bisa menekan impor migas.
“Kita sedang ada B20 dan B30. Ini salah satu cara kita untuk memperbaiki (defisit neraca perdagangan),” pungkasnya. (JPG)