25 radar bogor

Komentar BI soal Lesunya Investasi Kuartal-II 2019

JAKARTA-RADAR BOGOR, Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok berimbas besar terhadap negara-negara berkembang (emerging market) di dunia, salah satunya Indonesia. Perkembangan investasi menjadi melambat akibat perang antara dua negara adidaya tersebut.

Berdasarkan catatan Bank Indonesia (BI), perlambatan investasi dapat dilihat dari indikator Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) pada kuartal II-2019 yang tumbuh 5,01 persen. Angka itu jauh lebih rendah dari capaian investasi pada periode yang sama 2018 yang mencapai 5,85 persen.

Deputi Gubernur BI, Dody Budi Waluyo menjelaskan, perang dagang AS-Tiongkok telah membuat permintaan global menurun. Akibat peristiwa itu, kinerja ekspor Indonesia juga ikut menurun.

“Kenapa tumbuh rendah? tidak lepas dari permintaan produksi sendiri yang juga relatif tidak setinggi kalau ekspor tumbuh. Ini jadi tantangan kita,” kata Dody di Kantor BI, Jakarta, Senin (12/8).

Kendati begitu, BI memastikan masalah ini tidak hanya terjadi di Indonesia. Akan tetapi juga terjadi di negara emerging market lainnya.

Bukan hanya investasi, sejumlah sektor pun ikut terdampak akibat perang dagang. Salah satunya, nilai tukar rupiah yang terus tertekan.

Dody menjelaskan, di tengah ketidakpastian globak, BI telah mengambil langkah agar perlambatan investasi dapat diperbaiki. Di antaranya, mengeluarkan skala prioritas untuk mendukung laju pertumbuhan ekonomi.

“Pasar AS dan pasar Tiongkok mungkin akan menurunkan permintaan. Tapi kita masih bisa cari peluang ke negara-negara lain, meskipun kita mungkin tidak akan tumbuh secara optimal sebab secara global melambat,” pungkasnya. (JPNN)