25 radar bogor

Kekeringan, Warga Terpaksa Pakai Air Sungai Cileungsi yang Kotor

Ilustrasi musim kemarau di Desa Citeureup
Ilustrasi musim kemarau
Sungai Cileungsi semakin surut akibat musim kemarau, menghitam juga mengeluarkan bau busuk dari limbah industri.

CILEUNGSI-RADAR BOGOR, Kondisi kekeringan akibat kemarau kepanjangan membuat sebagian sungai di wilayah timur Kabupaten Bogor mulai menyurut.

Seperti halnya terjadi di Sungai Cileungsi. Aliran air jadi semakin menghambat. Akibatnya, limbah dan kotoran kembali tampak menghitam dan timbulkan bau busuk.

Ketua Komunitas Peduli Sungai Cikeas dan Cileungsi (KP2C), Puarman mengatakan, kondisi ini pernah dialami serupa seperti tahun lalu. Dimana airnya surut dan membuat limbah menguap sehingga membuat airnya menghitam dan mengeluarkan bau busuk.

“Seperti tahun lalu, saat musim kemarau, debit sungai Cileungsi mengecil dan warnanya lebih pekat,” kata Puarman.

Sementara bau busuk yang ditimbulkan, kata dia, saat ini memang tidak separah yang 2018. Kondisi itu membuat aparat harus mengambil langkah tegas dan berujung pada penyegelan sejumlah perusahaan karena telah membuang limbah ke sungai. “Untuk bau, masih ada, tapi tidak separah tahun lalu,” ungkap Puarman.

Sementara itu, Aan Mariana , salah seroang warga sekitar mengaku masih menyium bau busuk dari sungai. Yang paling mengkhawatirkan, kata Aan, masih ada beberapa warga yang mengandalkan aliran air sungai sepanjang kemarau ini, lantaran sumur mereka debit airnya sudah menipis.

“Masih banyak yang cuci baju, piring dan mandi di Sungai Cileungsi. Meskipun mau, habis mau bagaimana lagi, gak ada air,” tutur dia.

Aan berharap, pemerintah mau peduli dengan kebersihan Sungai Cileungsi. Jika tidak, dia khawatir warga yang mengandalkan air sungai lama-lama malah terkena penyakit. “Ngeri juga kan, namanya juga kotor, pasti banyak kumannya,” tutup dia. (ipe)