25 radar bogor

Komoditi Jengkol Sumbang Deflasi, Inflasi Bogor Peringkat Keenam

BOGOR-RADAR BOGOR,Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat mencatat, Kota Bogor mengalami inflasi pada Mei 2019 sebesar 0,58 persen.

Angka ini meningkat dari bulan sebelumnya yang mencapai 0,50 persen. Dari tujuh kota pantauan Indeks Harga Konsumen (IHK) di Jawa Barat Mei 2019 seluruhnya mengalami inflasi.

Kota Bogor menduduki peringkat keeenam tertinggi, berada di bawah Kota Sukabumi 0,64 persen, Kota Tasikmalaya 0,70 persen, Kota Bandung 0,84 persen, Kota Depok 0,89 persen dan Kota Bekasi menjadi yang tertinggi 1,05 persen. Sedangkan posisi buncit dicapai oleh Kota Cirebon dengan 0,37 persen.

Dikatakan Kepala BPS Jabar, Dody Herlando untuk tingkat Jawa Barat laju inflasi dari tahun ke tahun (Mei 2019 terhadap Mei 2018) tercatat sebesar 3,47 persen. IHK dari 134,51 di April 2019 menjadi 135,65 persen di Mei 2019, dengan demikian terjadi inflasi sebesar 0,85 persen.

“Dari tujuh kelompok pengeluaran seluruhnya mengalami inflasi yaitu kelompok bahan makanan sebesar 1,75 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 1,04 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,07 persen,” katanya.

Lalu, sambung dia, kelompok sandang sebesar 0,73 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,12 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,02 persen, dan kelompok transportasi, komunikasi dan keuangan sebesar 1,42 persen, laju inflasi tahun kalender “year to date” (Januari -Mei 2019) sebesar 1,66 persen,” urainya.

Hasil pemantauan harga barang dan jasa selama Mei 2019 tercatat beberapa komoditas mengalami kenaikan dan penurunan harga dan memberikan andil inflasi atau deflasi cukup siginifikan.

Komoditas yang mengalami kenaikan harga dan memberikan andil inflasi antara lain angkutan antarkota, bawang putih, tarif kereta api, cabai merah, daging ayam ras, nasi, kentang, tarif parkir, telur ayam ras, ayam goreng, rendang, kangkung, lontong sayur, sawi hijau, jeruk, teh manis, tarif pulsa ponsel, bayam, dan sewa rumah.

Sementara komoditas yang mengalami penurunan dan memberikan andil deflasi signifikan antara lain bawang merah, beras, tomat sayur, jengkol, bahan bakar rumah tangga, telepon seluler, batu bata, tarif jalan tol, pasta gigi, tempe, dan besi beton. (wil/c)