25 radar bogor

Duh! Proyek RSUD Kota Bogor Molor 10 Hari, Sanksi Tegas Menanti

Gedung Blok 3 RSUD Kota Bogor yang akan dibangun.

BOGOR-RADAR BOGOR, Proyek gedung perawatan Blok 3 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor, terus mundur.

Saat ini, pembangunan proyek dengan nilai lelang Rp 101 miliar tersebut sudah mundur 10 hari dari jumlah hari kerja yang ditargetkan 200 hari.

Hal tersebut disampaikan Pelaksana tugas (Plt) Direktur Utama (Dirut) RSUD Kota Bogor, Rubaeah.

Ia mengatakan, proses terbaru saat ini baru sampai membuat pakta integritas antara PT Trikencana Sakti selaku kontraktor pembangunan Gedung Perawatan Blok 3 dengan RSUD Kota Bogor dan telah ditandatangi.

Penandatanganan yang dihadiri oleh Pokja, Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP) atau Inspektorat, Tim Pengawal dan Pengaman Pemerintahan dan Pembangunan Daerah (TP4D) dan Direktur PT Trikencana Sakti Utama itu dilakukan pada Rabu (12/6/2019).

“Pakta integritas sudah dilaksanakan Rabu kemarin di RSUD,” ujarnya kepada wartawan, Kamis (13/6/2019).

Dalam pakta integritas itu, kata dia, terdapat sejumlah pokok utama kesepakatan yang wajib dipenuhi pihak pelaksana. Salah satunya pekerjaan yang harus dilaksanakan tepat waktu sesuai yang sudah ditentukan dan dijanjikan.

Sebab sampai saat ini terjadi kemunduran pekerjaan. Dari yang semula 200 hari tinggal 190 hari.

“Sampai saat ini waktu pengerjaan itu semakin mundur saja, awalnya 200 hari, sekarang sudah tinggal 190 hari. Jadi persoalan waktu pengerjaan itu penting dan mereka harus tepat waktu,” ucapnya.

Selain itu, lanjut dia, kualitas hasil pekerjaan pembangunan juga harus sesuai dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB). Baik spek barang maupun rencana pekerjaannya.

“Pembangunan gedung perawatan baru setinggi empat lantai itu akan selesai 27 Desember 2019. Jadi ketika selesai nanti, hasil pekerjaannya harus berkualitas sesuai spek,” tegasnya.

Rubaeah menegaskan, sanksi tegas juga akan diberikan pada pelaksana jika terjadi pelanggaran dalam pelaksanaannya. Mulai dari teguran hingga melaporkan kepada tim untuk ditindaklanjuti.

“Sanksi beratnya selain kena finalty, juga perusahaan itu bisa di-blacklist,” tambahnya.

Lebih lanjut dikatakannya bahwa tim teknis dan pengawas akan mengawasi pekerjaan itu dengan ketat. Diawali dengan pembongkaran di lokasi yang akan dibangun dan dilanjut persiapan pembangunan.

Selain itu, dalam pakta integritas diminta agar kontraktor mendahulukan barang-barang yang dibeli secara import. Sehingga barang bisa tersedia sejak awal.

“Ada sejumlah barang impor yang harus disiapkan saat ini, seperti contohnya Jenset yang harus segera diadakan karena itu barang impor. Kita awasi ketat pembangunannya dan tim akan terus memantau,” pungkasnya. (gal/c)