25 radar bogor

Serbu Kuliner Pesta Rakyat Kota Bogor Ricuh, Warga Rebutan Makanan

Warga Bogor berebut pembagian makanan gratis di Pesta Rakyat yang diselenggarakan Pemkot Bogor dalam rangka HJB ke-537 di Gedung DPRD, Rabu (12/6/2019). Nelvi/Radar Bogor

BOGOR-RADAR BOGOR, Perhelatan Hari Jadi Bogor (HJB) ke 537 bertajuk Pesta Rakyat yang diperingati dengan kegiatan Serbu Kuliner di halaman Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bogor, Rabu (12/6/2019) diwarnai sedikit kericuhan.

Pantauan Radar Bogor, warga sudah mulai memadati halaman Gedung DPRD Kota Bogor sejak pukul 8 pagi. Mereka sudah mulai mengantre di depan stand-stand yang sudah disediakan oleh panitia Pesta Rakyat tersebut.

Salah satunya Roby, warga Kebon Pedes, Tanah Sareal. Ditemui Radar Bogor, ia mengaku sudah tiba di lokasi sejak pukul 9 dan langsung ikut mengantre.

Awalnya, keadaan masih kondusif, sampai saat makanan lama tidak kunjung datang hingga pukul 11, warga pun mulai ricuh. “Makanan datang pukul 11-an. Sudah siang, tidak sesuai dengan yang ada di foto yang tersebar itu,” jelasnya kepada Radar Bogor.

Tidak sampai disitu, tak lama berselang, makanan pun habis. Banyak warga yang tidak mendapatkan makanan, termasuk Roby.

“Saya antre sejak pagi, jam 9. Sampai jam 12 saya belum mendapatkan makanan, bahkan katanya sudah habis,” kata dia kepada Radar Bogor.

Dirinya sangat kesal dan menuding bahwa panitia tidak siap menyelenggarakan kegiatan dengan masa yang sangat banyak.

“Seharusnya panitia menyediakan lebih banyak lagi makanan. Sudah tau massanya banyak tapi menyediakan makanannya sedikit,” kata Roby dengan nada kesal.

Menanggapi hal itu, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Bogor, Yuno Abeta Lahay menuturkan, total makanan yang mereka sediakan yaitu 1350 porsi dari 15 hotel yang berpartisipasi.

Yuno menilai kericuhan warga terjadi akibat warga mendapatkan informasi yang tidak valid dari digital flyer yang beredar di sosial media. Dalam digital flyer tersebut waktu acara pesta rakyat dimulai pukul 09.00 pagi. Namun, bedasarkan hasil rapat makanan akan siap disediakan pada 11.00 siang.

“Memang hanya ada miskordinasi saja. Ada itu (digital flyer, red) permasalahannya yang membuat warga datang pagi sedangkan makanan datangnya siang,” papar Yuno.

Lebih lanjut, Yuno mengaku hal tersebut wajar ketika menyelenggarakan acara yang dibuat secara dadakan. Lantas, bagi Yuno, hal itu menjadi pembelajaran dalam menyelenggarakan acara dengan skala besar.

“Tapi keseluruhan intinya jadi satu pembelajaran. Kedua, kedepannya haru lebih baik lagi dalam berkoordinasi. Karena memang acara sebesar dan dilakukan secara dadakan begini kan pasti ada aja nanti,” tutur Yuno. (cr1/c)